Selasa 31 May 2022 11:47 WIB

Pesanan Robot Meningkat 40 Persen di Tengah Kurangnya Tenaga Kerja

Pesanan robot senilai 1,6 miliar dolar AS.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Robot menggantikan manusia (ilustrasi).
Foto: ABC
Robot menggantikan manusia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Dalam tiga bulan pertama tahun 2022, tercatat pesanan robot meningkat 40 persen di tengah kurangnya tenaga kerja di Amerika Serikat (AS). Hal itu dikabarkan dalam laporan terbaru dari Association for Advancing Automation (A3) yang menemukan pesanan robot senilai 1,6 miliar dolar AS.

Lonjakan permintaan ini bertepatan dengan lowongan pekerjaan AS yang mencapai rekor tertinggi 11,5 juta pada Maret karena perusahaan berjuang menemukan pekerja. Data terpisah dari Lowongan Kerja dan Survei Perputaran Tenaga Kerja (Jolts) yang diterbitkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja menemukan peningkatan lowongan kerja ada di industri ritel, manufaktur, transportasi dan pergudangan.

Baca Juga

Laporan Jolts menandakan ketidakseimbangan besar antara permintaan dan penawaran pekerja di AS dengan lowongan pekerjaan hampir dua kali lebih tinggi dari tingkat pra-pandemi. Namun, pada Maret juga terlihat adanya rekor tertinggi untuk orang-orang yang berhenti dari pekerjaan mereka.

Sebanyak 4,5 juta orang pergi mencari gaji atau kondisi kerja yang lebih baik. Fenomena tersebut dijuluki Great Resignation, tren ekonomi yang dikaitkan dengan stagnasi upah, peningkatan popularitas kerja jarak jauh, dan meningkatnya biaya hidup.

Laporan dari A3 menunjukkan perusahaan semakin mencari cara untuk menutup celah di lini produksi dengan mesin, seperti produsen mobil bergabung dengan elektronik, pengolahan makanan dan pergudangan sebagai industri terkemuka untuk pekerja robot.

“Lebih banyak industri mengaku robot dapat membantu membalikkan penurunan produktivitas dan mengisi pekerjaan berulang yang tidak diinginkan pekerja manusia,” kata Presiden A3, Jeff Burnstein, dikutip Independent, Selasa (31/5/2022).

Menurut laporan The Future of Jobs 2020 yang ditugaskan oleh Forum Ekonomi Dunia, 43 persen bisnis yang disurvei bermaksud untuk mengurangi tenaga kerja mereka karena integrasi teknologi. Diperkirakan 85 juta pekerjaan dapat dipindahkan pada tahun 2025. Namun, laporan tersebut juga memperkirakan jumlah pekerjaan yang dihancurkan akan dilampaui oleh jumlah ‘pekerjaan masa depan’ yang diciptakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement