REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA -- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menyatakan, produksi sampah di daerah setempat terus meningkat, sehingga lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah blok A di Desa Pengengat, Kecamatan Pujut telah penuh dengan tumpukan sampah. "Satu Blok TPA kita saat ini telah penuh dengan sampah," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lombok Tengah Supardiono di kantornya di Praya, Selasa (31/5/2022).
Jumlah penduduk di Lombok Tengah terus bertambah, sehingga produksi sampah saat ini telah mencapai 50 ton per hari setelah dihitung secara rata-rata. Sampah yang paling dominan adalah sampah rumah tangga dan kantong plastik.
"Rata-rata produksi sampah di Lombok Tengah sekitar 50 ton per hari," katanya.
Luas TPA untuk blok pertama yang telah penuh tersebut sekitar 98 are dan untuk blok B saat ini belum penuh dengan luas 1,4 hektare yang dapat digunakan untuk delapan tahun ke depan. Dengan kondisi tersebut, pihaknya terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk melaksanakan pemilihan sampah sebelum di buang ke TPA.
"Sisa sampah yang tidak bisa terpakai itu yang dibuang ke TPA," katanya.
Penyebab tingginya produksi sampah tersebut tidak lepas dari kesadaran masyarakat yang masih kurang, karena mereka tidak melakukan pemilihan sampah ketika dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
"Kesadaran kita juga masih kurang dalam hal membuang sampah," katanya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga dan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat merusak lingkungan. "Mari kita sama-sama ikhtiar mengurangi produksi sampah dengan melakukan pemilihan," katanya.
Sementara itu, sarana dan prasarana penanganan sampah di Lombok Tengah untuk saat ini telah memadai. Namun sampah yang ditangani saat ini khusus yang ada di Kota Praya dan di beberapa lokasi yang telah ditentukan.
"Ke depan kita akan melakukan diskusi bersama pihak terkait untuk penanganan sampah jangka panjang," katanya.