REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan data perbandingan kadar antibodi pada masyarakat saat mendapatkan vaksinasi lengkap dengan kadar antibodi setelah menerima vaksinasi booster. Hasilnya, antibodi masyarakat yang sudah mendapat vaksin penguat, naik berlipat ganda.
Budi menjelaskan, dalam data penelitian antibodi tubuh terhadap virus (Sero survei) pada bulan Maret, ketika masyarakat baru mendapatkan vaksinasi lengkap dua dosis, tampak rata-rata kadar antibodi mereka di angka 400-an titer. Kadar antibodi masyarakat lantas melonjak drastis ketika dilihat dalam data sero survei usai vaksinasi booster.
"Begitu mereka di-booster, kadar antibodinya naik ke 5.000 hingga 6.000 titer," kata Budi dalam konferensi pers Sekretariat Presiden, Selasa (31/5/2022).
Dengan melihat data tersebut, ujar Budi, dapat disimpulkan bahwa vaksinasi booster meningkatkan ketebalan atau kadar antibodi "berlipat-lipat". Artinya, vaksinasi booster sangat melindungi masyarakat dari potensi penularan virus corona.
Menurut Budi, tingginya kadar antibodi masyarakat ini jadi alasan kenapa kasus Covid-19 tidak melonjak seusai libur Lebaran 2022 kemarin. "Lebaran kemarin datar (tidak terjadi lonjakan kasus) karena vaksinasi booster dijadikan syarat perjalanan," katanya.
Karena itu, lanjut Budi, Presiden Joko Widodo meminta agar vaksinasi booster dipercepat. "Arahan Presiden sekaligus mempercepat vaksinasi booster di daerah-daerah menggunakan vaksin hibah," ujarnya.
Berdasarkan situs resmi Kemenkes, diketahui vaksinasi dosis lengkap sudah diterima 80,3 persen dari total sasaran. Sedangkan vaksinasi booster sudah mencapai 21,9 persen dari target sasaran. Adapun sasaran vaksinasi sebanyak 208,2 juta penduduk Indonesia.