Rabu 01 Jun 2022 01:33 WIB

Planet Kerdil Pluto Baru akan Selesaikan Orbit Pertama pada Tahun 2178

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan orbit Pluto.

Rep: MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Pada 2015, NASA berhasil mengabadikan Pluto dengan New Horizons spacecraft.
Foto: nasa
Pada 2015, NASA berhasil mengabadikan Pluto dengan New Horizons spacecraft.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom harus menunggu dalam waktu yang masih lama untuk bisa merayakan orbit lengkap pertama Pluto sejak penemuannya. Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, digunakan untuk menemukan Pluto pada 18 Februari 1930.

Clyde Tombaugh, seorang astronom Amerika, menemukan objek bergerak di luar orbit Neptunus. Objek itu kemudian disebut Pluto. Nama Pluto diambil dari penguasa dunia bawah dalam mitologi Yunani.

Baca Juga

Apakah Pluto adalah planet atau planet kerdil telah diperdebatkan sejak lama. Ketika mengamati orbit Pluto, para astronom percaya bahwa planet ini belum menyelesaikan satu orbit sejak Tombaugh pertama kali mendeteksinya pada tahun 1897.

Orbit Pluto mengelilingi matahari membutuhkan waktu 248,09 tahun Bumi untuk diselesaikan. Pluto akan menyelesaikan orbit penuh pertamanya sejak penemuannya pada Senin, 23 Maret 2178.

Dilansir dari Live Science, para astronom menjelaskan bahwa ada lebih banyak hal di orbit dunia yang menakjubkan ini daripada jumlah waktu yang telah berlalu sejak penemuannya.

Planet-planet besar tata surya cenderung berputar dekat dengan ekliptika, yang merupakan bidang tata surya. Namun, Pluto cukup condong dibandingkan dengan Bumi dan banyak planet lain pada 17 derajat.

Will Grundy dari Lowell Observatory, rekan penyelidik misi New Horizons NASA yang mengamati sistem Pluto pada 2015 dan Arrokoth pada Januari 2019, mencatat bahwa planet kerdil Eris melebihi kecondongannya pada 44 derajat. 

Eksentrisitas dunia kecil, yang menunjukkan seberapa jauh orbit menyimpang dari lingkaran sempurna. Orbit Pluto memanjang dengan eksentrisitas 0,25, sedangkan orbit Bumi hampir bulat. 

Menurutnya, gangguan semacam itu cukup dinamis sehingga navigasi pesawat ruang angkasa melalui orbit ini memerlukan perhitungan yang rumit.

Peneliti utama New Horizons Alan Stern dari Southwest Research Institute mengatakan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan tentang orbit Pluto. Kemiringan dan eksentrisitasnya adalah dua faktor yang pertama.

Resonansi Pluto dengan Neptunus adalah yang ketiga. Raksasa gas besar ini terkunci dalam tarian gravitasi dengan Pluto, yang menjaga kedua dunia dalam pola orbit yang teratur. Yang keempat adalah apa yang terjadi sebagai akibat dari resonansi. Selama hampir 20 tahun setiap orbit, Pluto lebih dekat ke matahari daripada Neptunus. 

"Ini seperti jarum jam," kata Stern, menjelaskan bahwa Neptunus selalu berada di sisi berlawanan dari matahari saat ini terjadi. "Karena mereka berada dalam resonansi ini, planet itu tidak bertabrakan. 

Grundy menambahkan fitur kelima ke daftar karakteristik orbit Pluto: Pluto dan bulan terbesarnya, Charon, berukuran kira-kira sama. Charon memiliki sekitar setengah dari massa Pluto. 

Sederhananya, "Pluto dan Charon benar-benar planet ganda," menurut Grundy, dan ini harus diperhitungkan saat merencanakan orbit sistem.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement