Selasa 31 May 2022 16:14 WIB

Eksotisnya Gua Telaga Dewa Jadi Aset Wisata Geopark Meratus

Gua Telaga Dewa yang eksotis menjadi aset wisata geopark Pegunungan Meratus, Kalsel.

Foto pemandangan Pegunungan Meratus dan gugusan pulau-pulau di kawasan Geopark Meratus. Gua Telaga Dewa yang eksotis menjadi aset wisata geopark Pegunungan Meratus, Kalsel.
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Foto pemandangan Pegunungan Meratus dan gugusan pulau-pulau di kawasan Geopark Meratus. Gua Telaga Dewa yang eksotis menjadi aset wisata geopark Pegunungan Meratus, Kalsel.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Gua Telaga Dewa adalah satu di antara beberapa gua yang ada di Desa Liyu, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan menjadi aset Geopark Meratus yang menawarkan eksotisme alam pada bagian luar dan bebatuan yang menawan di bagian dalam.

Ketua Pokdarwis Desa Liyu, Megi menjelaskan Gua Telaga Dewa sendiri berjarak kurang lebih lima kilo meter dari pusat Desa Liyu yang mana menjadi salah satu gua yang masih begitu asri, dengan areal mulut gua ditumbuhi berbagai macam jenis tanaman-tanaman.

Baca Juga

"Gua tersebut berada di kawasan hutan desa dan setiap hari dilintasi oleh warga setempat yang menuju ke kebun atau ke hutan," kata Megi di Paringin, Selasa (31/5/2022).

Menurut dia, tidak begitu sulit untuk menuju objek wisata alam ini. Apalagi dibantu akses jalan usaha tani yang nyaman untuk dilintasi. Hanya saja, saat hujan jalan terasa licin dan kehati-hatian ekstra pun dibutuhkan.

Meski sudah menggunakan jalan cor namun jalur yang dilintasi naik turun gunung. Dia melanjutkan, saat berkunjung harus menyiapkan pencahayaan yang cukup, karena di dalam gua begitu gelap.

Megi menjelaskan, air dari bagian atas gua tak hentinya membasahi lantai dalam terowongan. Keindahan stalaktit dan stalagmit gua juga menjadi bagian yang tak kalah menjadi perhatian. Selain itu, pada bagian langit-langit gua, juga didapati sarang burung walet.

"Gua Telaga Dewa terasa sangat dingin ketika dimasuki. Ada bagian gua yang luas, dan ada pula yang harus merangkak saat terus menyusur ke terowongan yang lebih dalam," ujarnya.

Selain itu terang Megi, dinamai Telaga Dewa, karena pada ratusan tahun lalu, gua tersebut dijadikan sebagai tempat bertapa dan didapati satu ornamen gua yang seolah membentuk telaga mini yang airnya tidak pernah mengering.

Ornamen yang disebut sebagai telaga dewa didapati setelah menyusuri gua kurang lebih 30 meter dari mulut gua. Tentunya, saat di dalam gua ada batasan dan aturan yang harus ditaati oleh pengunjung.

Sejak 2018, Gua Telaga Dewa mulai ramai dikunjungi orang. Namun karena adanya wisatawan yang tidak bertanggung jawab, bahkan mencoret dinding gua, tempat itu pun ditutup sementara.

"Sebelum kembali dibuka, kami akan memberikan edukasi agar wisatawan lebih berhati-hati dan tidak lagi melakukan hal yang tidak bertanggung jawab di gua," sebutnya.

Dia menambahkan, setiap ornamen gua terbentuk dalam jangka waktu yang panjang. Sehingga sangat disayangkan apabila ada wisatawan yang merusak.

Sementara salah satu wisatawan, Sukri mengungkapkan Gua Telaga Dewa di Desa Liyu tersebut memang sangat bagus dan sangat eksotis dengan keasriannya.

"Luar biasa sekali gua ini, dari mulut gua saja sudah sangat indah untuk dinikmati apalagi sampai ke dalamnya melihat ornamen yang begitu unik," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement