Selasa 31 May 2022 17:17 WIB

Israel Teken Kesepakatan Dagang dengan UEA

Dengan perjanjian perdagangan, 96 persen barang akan dibebaskan dari tarif.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, kiri, berjabat tangan dengan Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, saat itu putra mahkota Abu Dhabi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 13 Desember 2021. Al Nahyan presiden yang baru diangkat telah menerima kunjungan belasungkawa dari elit dunia selama berhari-hari sekarang di Abu Dhabi.
Foto: Haim Zach/Israel Government Press Office via
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, kiri, berjabat tangan dengan Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, saat itu putra mahkota Abu Dhabi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 13 Desember 2021. Al Nahyan presiden yang baru diangkat telah menerima kunjungan belasungkawa dari elit dunia selama berhari-hari sekarang di Abu Dhabi.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Israel menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Emirat Arab (UEA)pada Selasa (31/5/2022). Ini merupakan perjanjian perdagangan besar pertama Israel dengan negara Arab.

Pakta tersebut ditandatangani di Dubai oleh Menteri Ekonomi dan Industri Israel Orna Barbivai dan Menteri Ekonomi UEA Abdulla bin Touq Al Marri, setelah berbulan-bulan negosiasi. Tarif akan dihilangkan pada 96 persen barang.

Baca Juga

UEA memperkirakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif akan meningkatkan perdagangan bilateral menjadi lebih dari 10 miliar  dolar AS per tahun dalam lima tahun. Menteri perdagangan Emirat Thani Al Zeyoudi mengatakan kesepakatan perdagangan itu menorehkan babak baru dalam sejarah Timur Tengah.

"Kesepakatan kami akan mempercepat pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja, dan mengarah ke era baru perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di seluruh kawasan," tulisnya di Twitter.

Presiden Dewan Bisnis UEA-Israel Dorian Barak mengatakan perjanjian perdagangan menetapkan tarif pajak, impor dan kekayaan intelektual. Ini akan mendorong lebih banyak perusahaan Israel untuk mendirikan kantor di UEA, khususnya di Dubai.

Dewan memperkirakan akan ada hampir 1.000 perusahaan Israel yang bekerja di atau melalui UEA pada akhir tahun melakukan bisnis dengan Asia Selatan, Timur Jauh dan Timur Tengah. "Pasar domestik tidak mewakili keseluruhan peluang. Peluang benar-benar terbentuk di Dubai, seperti yang dimiliki banyak perusahaan, untuk menargetkan wilayah yang lebih luas," kata Barak.

Menurut data resmi, perdagangan UEA-Israel mencapai $1,2 miliar pada tahun 2021. Menjelang penandatanganan, kementerian ekonomi Israel mengatakan kesepakatan itu akan menghapus tarif makanan, pertanian, kosmetik, peralatan medis, dan obat-obatan.

"Bersama-sama kita akan menghilangkan hambatan dan mempromosikan perdagangan yang komprehensif dan teknologi baru, yang akan membentuk dasar yang kuat untuk jalan kita bersama, akan memberikan kontribusi pada kesejahteraan warga dan membuatnya lebih mudah untuk melakukan bisnis," kata Barbivai.

Untuk UEA yang kaya minyak, kesepakatan dengan Israel adalah perjanjian perdagangan bebas bilateral kedua setelah menandatangani kesepakatan serupa dengan India pada Februari. Hal ini dalam pembicaraan perdagangan bilateral dengan beberapa negara lain, termasuk Indonesia dan Korea Selatan.

UEA telah secara agresif mengejar kesepakatan ini dalam upaya untuk memperkuat ekonomi dan statusnya sebagai pusat bisnis utama setelah pukulan yang diambil dari pandemi virus corona. Israel dan UEA menjalin hubungan pada September 2020 dalam kesepakatan yang ditengahi AS yang melanggar kebijakan Arab selama beberapa dekade yang telah menyerukan negara Palestina sebelum hubungan dengan Israel.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement