Selasa 31 May 2022 23:15 WIB

UNICEF Sebut 13 Anak Palestina Terbunuh Sejak Januari

UNICEF meminta semua pihak dalam konflik Israel-Palestina untuk melindungi anak-anak.

Rep: Alkhaledi kurnialam / Red: Dwi Murdaningsih
Seorang anak laki-laki Palestina duduk melihat orang lain memeriksa kerusakan toko mereka setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabaliya, Jalur Gaza utara, Kamis, 20 Mei 2021.
Foto: AP/Khalil Hamra
Seorang anak laki-laki Palestina duduk melihat orang lain memeriksa kerusakan toko mereka setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabaliya, Jalur Gaza utara, Kamis, 20 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Badan PBB untuk hak-hak anak, UNICEF telah meminta semua pihak dalam konflik Israel-Palestina untuk melindungi semua anak. Pernyataan ini menyusul pembunuhan tiga belas anak Palestina oleh pasukan Israel selama enam bulan terakhir.

“Sejak awal tahun, 13 anak Palestina telah terbunuh di Tepi Barat  hampir dua kali lipat jumlahnya dibandingkan tahun lalu,” kata Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Adele Khodr dilansir dari The New Arab, Ahad (29/5/2022).

Baca Juga

Pada hari Jumat, seorang anak Palestina berusia 14 tahun tewas oleh tembakan Israel di Betlehem.  Zaid Saeed Ghuneim adalah anak Palestina ketiga yang terbunuh selama satu pekan.

Kematiannya menyusul pembunuhan Ghaith Yamen (16 tahun) pada hari Jumat dan Amjad Fayed (17 tahun) pada 21 Mei. Kedua bocah itu ditembak mati oleh tentara Israel dalam serangan terpisah di kota Jenin.

Pasukan Israel telah berulang kali dituduh menembak anak-anak Palestina yang tidak bersenjata selama protes dan operasi militer, selain bertanggung jawab atas kematian ratusan anak yang terbunuh oleh kampanye pengeboman Israel terhadap Jalur Gaza.

Anak-anak Palestina juga sering terkena kekerasan pemukim Israel - dilecehkan, terkadang dilempari batu dalam perjalanan ke sekolah, diintimidasi dan dianiaya di pos pemeriksaan.

Pekan lalu, seorang bayi Palestina dirawat di rumah sakit setelah pemukim Israel menyemprotkan merica ke mobil orang tuanya saat mereka bepergian antara kota Jenin dan Nablus di Palestina. Bayi itu dalam kondisi kritis.

Hak-hak anak-anak Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer Israel di Tepi Barat dan Gaza secara rutin ditolak oleh otoritas pendudukan.

Pada bulan Januari, seorang anak Palestina berusia 16 tahun dari Gaza meninggal karena kanker setelah Israel mencegahnya menyeberang ke Tepi Barat untuk mencari pengobatan.

Pasukan dan pemukim Israel secara rutin mengganggu warga Palestina di wilayah pendudukan. Mereka melukai dan membunuh warga sipil, menghancurkan rumah, meracuni ternak, merusak properti, dan bentuk kekerasan lainnya.

Beberapa organisasi hak asasi manusia Israel, Palestina dan internasional telah mengecam pelanggaran ini.  Sebuah laporan memberatkan yang dirilis oleh Amnesty International pada bulan Februari mengecam Israel karena memberlakukan sistem 'apartheid' di Palestina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement