Rabu 01 Jun 2022 07:50 WIB

Wisatawan Mulai Minati Wisata Alam Konservasi Bekantan di Kalimantan Selatan

Provinsi Kalsel menawarkan suguhan aneka ragam hayati di kawasan konservasi bekantan.

Suguhan aneka ragam hayati di kawasan konservasi bekantan di Kalimantan Selatan. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Suguhan aneka ragam hayati di kawasan konservasi bekantan di Kalimantan Selatan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Provinsi Kalimantan Selatan menawarkan wisata alam khusus. Wisata ini mampu membawa wisatawan merasakan pengalaman menjelajah hutan mangrove (bakau) dengan suguhan aneka ragam hayati di kawasan konservasi bekantan semakin diminati masyarakat.

"Kunjungan ke kawasan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala yang jadi habitat bekantan semakin ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati pengalaman wisata berbeda," kata Pendiri Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Amalia Rezeki di Banjarmasin, Selasa (1/6/2022).

Baca Juga

Menurut Amel, sapaan akrab Amalia Rezeki, pariwisata minat khusus sebuah potensi besar tak hanya dari segi peningkatan ekonomi masyarakat setempat, namun edukasi yang bagus untuk setiap pengunjung. Untuk itu, dia bersama Tim SBI dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan pariwisata minat khusus tanpa mengganggu keberlangsungan kehidupan satwa dan tumbuhan yang ada di dalamnya.

Amel mengatakan, wisatawan yang berkunjung diajak menyusuri sungai menggunakan perahu mengelilingi pulau yang dihuni bekantan sebagai maskot fauna Kalimantan Selatan dan aneka satwa lainnya. Setelah puas melihat kawanan bekantan dari dekat, katanya, wisatawan bisa melakukan penanaman bibit pohon rambai dengan mencebur ke sungai.

Seperti diketahui buah rambai menjadi makanan bekantan dan bakau rambai pula yang menjaga keseimbangan ekosistem di perairan Sungai Barito itu. Amel dan Tim SBI menyediakan wisata petik buah di Muara Kanoco yang ditumbuhi aneka buah khas lahan basah dan salah satunya maskot flora Kalimantan Selatan, yaitu buah kasturi.

"Mari kita jaga alam tetap lestari sembari menikmatinya sebagai objek wisata dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat tanpa meninggalkan kearifan lokal warga pesisir sungai," ujarnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement