REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit jantung disebut sebagai pembunuh diam-diam. Harvard Medical School menyebut hampir setengah dari semua serangan jantung disalahartikan sebagai masalah yang kurang serius.
Sebenarnya ada tanda-tanda jelas dari masalah jantung seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, dan mual. Namun, ada tanda-tanda lebih “halus” yang jarang disadari dan dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan serius, bahkan menjadi fatal. Dilansir di Best Life pada Rabu (1/6/2022), berikut empat tanda penyakit jantung yang dimaksud:
1. Sakit rahang dan leher
Nyeri dada bukan satu-satunya ketidaknyamanan yang terkait dengan masalah jantung. Nyeri yang menjalar ke rahang dan leher dari dada bisa menandakan masalah jantung seperti serangan jantung, penyakit jantung, atau detak jantung tidak teratur. "Nyeri rahang dan leher bisa menjadi tanda serangan jantung atau berkurangnya aliran darah ke jantung," kata ahli jantung bersertifikat di K Health, Edo Paz.
Dia menjelaskan, gejala serangan jantung yang lebih khas termasuk nyeri dada, sesak napas, dan berkeringat. Namun, nyeri rahang atau leher bisa menunjukkan masalah jantung, terutama jika ketidaknyamanan memburuk saat Anda memaksakan diri dan mereda ketika beristirahat.
Seorang ahli jantung dan direktur medis di Abiomed, Bobbi Bogaev, memberikan contoh pasien baru-baru ini yang mulai mengalami nyeri rahang dan leher saat bersepeda. "Setelah berkonsultasi dengan ahli jantung, (pasien) diberitahu bahwa dia memiliki lesi di tiga pembuluh jantungnya, termasuk arteri desendens anterior kirinya,” ujar Bogaev. Ini adalah pengingat yang berguna untuk tidak mengabaikan nyeri rahang atau leher, serta mencari bantuan medis jika mengalaminya.
2. Kram, sakit, atau mati rasa di betis
Tanda yang mengejutkan dari masalah jantung adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan di betis. "Kram, sakit, atau mati rasa di betis saat berjalan bisa jadi terkait dengan penyakit arteri perifer (PAD)," kata Paz.
PAD adalah kondisi kronis di mana pembuluh darah yang membawa darah ke organ dan anggota tubuh tersumbat, yang mengakibatkan penurunan aliran darah. Paz mencatat bahwa gejala PAD lainnya termasuk luka kaki, pertumbuhan rambut yang buruk, dan perubahan pigmen kulit.
Nyeri betis yang terjadi saat berolahraga dan hilang saat istirahat adalah gejala klasik PAD. Orang dengan PAD sering mengalami aterosklerosis (penumpukan plak di arteri), yang mengganggu aliran darah ke kaki dan dapat menyebabkan serangan jantung atau strok.
Menurut National Institutes of Health (NIH), hampir setengah orang Amerika memiliki aterosklerosis dan tidak mengetahuinya. Jika Anda mengalami kram, nyeri, mati rasa, atau ketidaknyamanan pada betis saat berjalan, maka bicarakan dengan dokter apakah itu bisa mengindikasikan masalah jantung?
3. Masalah di kamar tidur
Penelitian menunjukkan kesehatan jantung dapat memengaruhi kinerja di kamar tidur untuk pria dan wanita karena disfungsi seksual terkait dengan masalah aliran darah. Bagi pria, disfungsi ereksi (DE) bisa menjadi tanda awal kerusakan arteri dan penyakit jantung.
DE adalah masalah peredaran darah yang sering disebabkan oleh pengerasan arteri atau disfungsi endotel, yaitu suatu kondisi di mana pembuluh darah tidak dapat mengembang dan berkontraksi dengan baik. Kondisi ini mengurangi aliran darah ke penis dan berhubungan dengan penyakit jantung.
Penyakit jantung dan disfungsi seksual tidak eksklusif untuk pria. Sebuah studi pada 2007 menemukan bahwa 87 persen wanita dengan gagal jantung melaporkan gejala disfungsi seksual, termasuk kekeringan pada vagina, nyeri saat berhubungan, dan libido rendah. Disfungsi endotel adalah penyebab di balik masalah ini. Kondisi itu dapat menyebabkan masalah peredaran darah, pembentukan plak di arteri, penyumbatan arteri, dan serangan jantung.
4. Bau mulut
Bau mulut atau halitosis dapat berdampak lebih dari kehidupan sosial, yang mungkin pertanda bahwa Anda memiliki masalah jantung. Apa kesamaan bau mulut dan penyakit jantung? Penyakit gusi. Menurut Dentistry IQ, orang dengan penyakit gusi dua kali lebih mungkin mengalami masalah jantung seperti pengerasan pembuluh darah, pembekuan darah, serangan jantung, dan strok.
Bakteri yang menumpuk di lidah, gigi, dan gusi menyebabkan bau mulut. Menurut AARP, bakteri ini kemudian dapat memasuki aliran darah melalui pendarahan atau gusi yang sakit, yang berhubungan dengan penyumbatan arteri dan strok. Bakteri yang memasuki aliran darah juga dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.