Kamis 02 Jun 2022 00:15 WIB

Taiwan akan Gelar Lebih Banyak Perundingan Dagang dengan AS

Taiwan akan menggelar lebih banyak pembicaraan perdagangan bilateral dengan AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS), Katherine Tai. Tai mengatakan pada  Kamis (31/3/2022) belum memutuskan apakah Taiwan akan bergabung dengan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF).
Foto: AP Photo/Julio Cortez
Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS), Katherine Tai. Tai mengatakan pada Kamis (31/3/2022) belum memutuskan apakah Taiwan akan bergabung dengan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF).

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Kepala negosiator perdagangan Taiwan John Deng akan menggelar lebih banyak pembicaraan perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat (AS). Pengumuman pemerintah Taiwan ini disampaikan setelah AS meresmikan perjanjian dagang IPEF pekan lalu.

Deng mendorong agar Taiwan masuk dalam IPEF atau Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik. Perjanjian dagang yang merupakan upaya Washington menahan pengaruh militer dan ekonomi China di kawasan.  Taiwan tidak masuk dalam IPEF dan mengungkapkan "menyesali" keputusan AS tersebut.

Juru bicara Kabinet Taiwan Lo Ping-cheng mengatakan Deng akan menggelar pembicaraan daring dengan Sarah Biachi, salah satu deputi Perwakilan Dagang AS Katherine Tai. Mereka akan membahas isu perdagangan AS-Taiwan.

Pada Rabu (1/6/2022) Lo menambahkan detail tentang pembicaraan tersebut akan disampaikan lebih lanjut. Deng dan Tai bertemu secara virtual pada bulan April lalu. Dalam pertemuan itu Deng kembali menyampaikan keinginan Taiwan untuk bergabung dengan IPEF.

China bukan anggota IPEF yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, Brunei, Indonesia, Jepang, Selandia Baru, Singapura, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam. AS merupakan pendukung utama Taiwan di panggung internasional.

Washington yang pemasok senjata terbesar pulau yang dikelola demokratis tersebut. Taipei sudah menunjukkan pentingnya hubungan perdagangan mereka terutama dalam pasokan semikonduktor yang sangat penting.

China mengkritik keras IPEF dengan mengatakan perjanjian itu sebagai upaya AS membentuk "klub eksklusif". Cina mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement