Rabu 01 Jun 2022 14:42 WIB

China Bantah Ingin Terlibat Persaingan Geopolitik di Pasifik

Menlu China mengatakan negaranya tak memiliki niat terlibat persaingan geopolitik

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Militer Cina (ilustrasi). Menlu China mengatakan negaranya tak memiliki niat terlibat persaingan geopolitik guna memperoleh pengaruh atas negara-negara kepulauan Pasifik.
Foto: EPA/IGOR KOVALENKO
Militer Cina (ilustrasi). Menlu China mengatakan negaranya tak memiliki niat terlibat persaingan geopolitik guna memperoleh pengaruh atas negara-negara kepulauan Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, NUKU’ALOFA – Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi mengatakan negaranya tak memiliki niat atau keinginan untuk terlibat dalam persaingan geopolitik guna memperoleh pengaruh atas negara-negara kepulauan Pasifik. Hal itu disampaikan di tengah-tengah lawatan diplomatik Wang selama 10 hari ke delapan negara Pasifik.

“China tidak berniat bersaing dengan siapa pun, apalagi terlibat dalam persaingan geopolitik, dan tidak pernah membentuk apa yang disebut lingkup pengaruh,” kata Wang setelah bertemu Menteri Luar Negeri Tonga Fekitamoela Utoikamanu, Selasa (31/5/2022), dilaporkan Bloomberg.

Baca Juga

Menurut Wang, beberapa pihak telah secara sengaja menyerang dan mencoba mendiskreditkan keterlibatan China di kawasan Pasifik. Pernyataannya diduga mengacu ke Amerika Serikat (AS) dan Australia. Wang membantah kabar bahwa China berusaha memperdalam keterlibatan militernya di Pasifik. 

Ketegangan antara China dan sekutu AS di Pasifik telah meningkat sejak Beijing menandatangani perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon pada April lalu. Detail dari perjanjian itu belum dirilis. Namun berdasarkan draf yang sempat bocor, kesepakatan tersebut memungkinkan China mengerahkan personel keamanan ke Kepulauan Solomon setelah kerusuhan domestik.

Saat ini Wang Yi tengah melakukan tur diplomatik ke negara-negara kepulauan di Pasifik. Lawatan itu telah dipandang sebagai bukti “ambisi” Beijing melebarkan pengaruhnya di kawasan tersebut. Kendati demikian, terdapat tanda bahwa beberapa negara di kawasan tidak ingin terlalu merapat ke China. Hal itu terlihat dari adanya negara yang menolak kesepakatan perdagangan dan keamanan yang diusulkan Wang.

Kendati demikian, ada pula negara Pasifik yang bisa menyeimbangkan hubungannya dengan China dan AS, salah satunya Fiji. Negara tersebut telah menandatangani tiga pakta ekonomi dengan China pada Senin (30/5/2022) lalu. Padahal sebelumnya Fiji telah bergabung dalam sebuah inisiatif ekonomi yang diusung AS.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement