Rabu 01 Jun 2022 15:34 WIB

Menko PMK: Tenun Ikat Khas Lio Warisan Budaya Indonesia

Menko PMK menilai tenun ikat khas Lio merupakan warisan budaya Indonesia.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bilal Ramadhan
Menko PMK Muhadjir Effendy. Menko PMK menilai tenun ikat khas Lio merupakan warisan budaya Indonesia.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Menko PMK Muhadjir Effendy. Menko PMK menilai tenun ikat khas Lio merupakan warisan budaya Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ende merupakan salah satu tempat bersejarah dimana Presiden pertama Indonesia Soekarno pernah diasingkan oleh Belanda. Selain bernilai sejarah, Ende juga mempunyai banyak potensi yang masih perlu dioptimalkan seperti pariwisata, kerajinan tenun, dan sumber daya alamnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berkesempatan berkunjung ke kota Ende untuk mengikuti rangkaian kegiatan upacara peringatan hari Pancasila pada 1 Juni 2022. Pada upacara tersebut, Menko Muhadjir diberikan amanat sebagai pembaca doa.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi salah satu desa yang ada di Kabupaten Ende yaitu Desa Manulondo pada Selasa (31/5).

Desa Manulondo merupakan desa di Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur terkenal dengan tenun ikat khas Lio dan tergabung di dalam Kelompok Tenun Ikat Asli Kapokale yang dihasilkan dari tangan-tangan perempuan desanya.

Menurut Menko Muhadjir kerajinan tenun ikat ini perlu perlu dilestarikan dan dikembangkan sehingga wisatawan baik domestik maupun mancanegara dapat mengenal dan menggunakan kain tenun ikat ini.

"Kerajinan Tenun Ikat merupakan warisan kekayaan dari indonesia khususnya di wilayah Ende ini, sehingga perlu dilestarikan dan dikembangkan yang mana nantinya wisatawan-wisatawan yang datang dapat menggunakan kain tenun ikat ini," ujar Muhadjir dalam keterangan, Rabu (1/6).

Di sela-sela kunjungannya, Menko Muhadjir juga berdialog dengan warga sekitar untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh warga Desa Manulondo untuk melestarikan kebudayaan tenun ikat sehingga bermanfaat untuk kemajuan desa ke depannya.

"Dengan adanya masukan-masukan dari warga ini, saya akan catat dan coba teruskan kepada Kementerian/Lembaga terkait karena ini sangat penting untuk kemajuan Desa Manulondo kedepannya," ucap Muhadjir.

Ada beberapa masukan dari warga sekitar terkait dengan pembaruan fasilitas sarana dan prasarana yang layak dalam pembuatan kain tenun ikat ini sehingga kualitasnya dapat terjaga.

Setelah mengunjungi Desa Manulondo, Menko Muhadjir juga melihat pembangunan Gereja Santo Donatus Bhoanawa. Gereja tersebut merupakan bangunan gereja pertama di Indonesia yang dibangun menggunakan bata interlock berbahan limbah batu bara atau Faba.

Pembangunan gedung gereja tersebut masih sedang berjalan dan sudah menghabiskan kurang lebih 40 ribu bata interlock Faba. Pembangunan gereja Santo Donatus Bhoanawa ditargetkan rampung di tahun 2022 ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement