REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam Alquran dan sunnah banyak disebut kata qalbu (qalb/jantung dalam bahasa Arab), yang mana jika dipahami secara anatomis dinilai banyak pihak untuk dikritisi apakah maknanya memang jantung?
Dr dr Endy Astiwara dalam buku Fikih Kedokteran Kontemporer menjelaskan, kata qalbu jika diartikan secara metaforis sering diterjemahkan dengan kata hati. Yakni dalam artian emosi, perasaan.
Namun apabila diterjemahkan kembali secara literal ke dalam bahasa Arab akan didapati kata kabid yang secara anatomis berarti organ hati (hepar, liver).
Oleh karena itu apa yang dimaksud dengan qalbu dalam artian terminologis sebagai suatu organ tubuh memiliki fungsi rasio dan psikologis. Bahkan yang sering disebut sebagai ukuran hidup dan matinya seseorang?
Ternyata dari bahasan para ahli bahasa sejak dahulu, mereka sudah mengartikan qalbu bukan dalam definisi fisik atau anatomis. Hal ini sebagaimana pandangan menurut Ibnu Manzhur, "Alqalbu tahwilu as-syai'i an wajhih." Yang artinya, "qalbu adalah mengubah sesuatu dari bentuknya yang asal."
Sedangkan para ulama ahli tafsir maupun hadits mengungkapkan bahwa qalbu bukanlah berarti jantung yang berdenyut di dalam dada. Kata qalbu disebutkan dengan makna kesadaran akal, sebagaimana yang disebutkan Imam Al-Ghazali yang mengartikan qalbu memiliki dua pengertian.
Pertama, adalah organ tubuh yang memompa darah yang berada di tengah dan memanjang ke sisi kiri dada. Ini berhubungan dengan dunia kedokteran dan tidak berhubungan dengan tujuan-tujuan agama.
Qalbu pada pengertian ini adalah jantung yang juga terdapat pada binatang dan mayat. Jantung adalah sepotong daging yang tidak memiliki kemampuan spiritual maupun psikologis.
Kedua, makna yang sifatnya substansial yang bersifat lembut, nurani, ruhani, yang dengannya menjadi satu kesatuan dalam diri manusia hidup. Sesuatu yang lembut itulah hakikat manusia.
Qalbu dalam makna ini, menurut Al-Ghazali, lebih dekat disebut hati karena hatilah yang memahami, mengetahui, dapat memberi perintah.
Baca juga: Keutamaan Membaca Surah Al-Kahfi pada Hari Jumat
Maka yang dimaksud adalah jasad halus Rabbani, serta dimungkinkan untuk menyebutkan sifat-sifat dan keadaannya. Namun kita tidak mampu menyebutkan hakikat zatnya. Mungkin juga bahwa hati itu adalah kal manusia dan pikirannya.
Dalam kamus As-Shihah disebutkan bahwa qalbu berarti akal. Ini sebagaimana firman Allah SWT Surat Qaf ayat 37, yang artinya:
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ "Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati (qalbu) atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya."