Serapan Dana Desa di Boyolali Capai 65-70 Persen
Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi alur distribusi dana desa. | Foto: dok. Kemendesa, PDTT
REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyebutkan serapan program Dana Desa pada tahun anggaran 2022 oleh setiap desa di daerah ini rata-rata sekitar 65 hingga 70 persen.
"Program Dana Desa 2022 rata-rata setiap desa dari 260 desa di Boyolali menyerap anggaran sekitar 65-70 persen," kata Ketua Umum PPDI Kabupaten Boyolali Dartono pada acara Halalbihalal dan Rakerda PPDI di Panti Marhaen Boyolali, Rabu (1/6/2022).
Dartono mengatakan anggaran dari pemerintah pusat tersebut bervariasi. Akan tetapi, rata-rata menerima sekitar Rp 800 juta per desa.
Program tersebut, kata Dartono, sebagian besar untuk pengembangan pembangunan infrastruktur, pengembangan kapasitas, ketahanan pangan, dan penanganan Covid-19. "Intinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa," ujarnya.
Menyinggung soal keanggotaan PPDI Kabupaten Boyolali, dia menyebutkan jumlahnya hingga saat ini sebanyak 2.300 orang. Pada rapat kerja kali ini, pihaknya memilih tema 'Tingkatkan Integritas sebagai Landasan Etos Kerja Demi Tercapainya Kesejahteraan Perangkat Desa'.
"Kami melaksanakan kerja yang bersinergis atau tegak lurus dengan pemerintah. Dalam Rakerda PPDI ini telah membahas hasil program kerja tahun sebelumnya sebagai bahan evaluasi ke depan," kata dia.
Ketua DPRD Kabupaten Boyolali Marsono mengapresiasi Rakerda PPDI Kabupaten Boyolali. Ia berharap PPDI yang merupakan elemen penting di daerah ini dapat membawa aspirasi perangkat desa.
Apalagi, misi organisasi itu luar biasa, salah satunya bergerak di bidang ekonomi. "Tanpa campur tangan pemerintah daerah mereka sudah kuat," tegasnya.
Disebutkan salah satu usaha organisasi itu adalah mendirikan Koperasi PPDI Mart di Cepogo. "Kami doakan semoga berkembang dan diharapkan dalam visi dan misi mendukung Bupati dalam pembangunan di Boyolali," kata Marsono.
PPDI dan Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), lanjutnya, merupakan elemen terdepan dalam memberikan pelayanan masyarakat di daerah ini.
Kalau PPDI dan Apdesi kompak, menurut Marsono, kesejahteraan juga diberikan secara baik, bahkan bisa berikan pelayanan maksimal untuk masyarakat.
Menyinggung soal dana desa di Boyolali, Marsono mengatakan serapan dana desa di kabupaten ini merupakan tertinggi di wilayah Solo Raya, termasuk bagus dan pertanggungjawaban juga baik.
"Bagaimanapun leading sector dinas pemberdayaan masyarakat dan desa (dispermades). Laporan yang diterima dalam rapat komisi DPRD, serapan dana desa di Boyolali cukup tinggi dan baik," katanya.