Rabu 01 Jun 2022 18:32 WIB

Paus Fransiskus: Jangan Gunakan Gandum Sebagai Senjata Perang

Konflik Rusia-Ukraina telah menyebabkan penurunan rantai pasokan gandum.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Seorang wanita memanen gandum (ilustrasi). Paus Fransiskus, tanpa menyebut langsung ke Rusia, menyerukan agar blokade ekspor gandum dari Ukraina dicabut.
Foto: AP Photo/Channi Anand
Seorang wanita memanen gandum (ilustrasi). Paus Fransiskus, tanpa menyebut langsung ke Rusia, menyerukan agar blokade ekspor gandum dari Ukraina dicabut.

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Paus Fransiskus, tanpa menyebut langsung ke Rusia, menyerukan agar blokade ekspor gandum dari Ukraina dicabut. Dia menekankan, gandum tidak dapat digunakan sebagai “senjata perang”.

“Pemblokiran ekspor gandum dari Ukraina sangat mengkhawatirkan karena kehidupan jutaan orang bergantung padanya, terutama di negara-negara miskin,” kata Paus Fransiskus saat berbicara di hadapan ribuan jemaat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Rabu (1/6/2022).

Baca Juga

Dia mengimbau agar gandum tidak dilibatkan atau digunakan sebagai senjata perang. “Saya mengimbau sepenuh hati agar segala upaya dilakukan untuk mengatasi masalah ini, guna menjamin hak universal atas nutrisi. Silakan! Jangan gunakan gandum, bahan pangan pokok, sebagai senjata perang,” ucapnya.

Konflik Rusia-Ukraina telah menyebabkan penurunan rantai pasokan gandum. Menurut PBB, kedua negara tersebut memproduksi dan mendistribusikan 30 persen gandum di dunia. Di Afrika, 25 negara mengimpor lebih dari sepertiga gandum mereka dari Ukraina dan Rusia. Perang telah menghambat Ukraina melakukan pengiriman gandum dan komoditas lainnya ke luar negeri. Sementara sanksi Barat juga mencegat Rusia melakukan hal serupa.

Bulan lalu, Paus Fransiskus mengatakan, dia telah mengajukan permintaan untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Tujuan Paus Fransiskus menemuinya adalah berusaha mengakhiri konflik di Ukraina.

“Saya bersedia pergi ke Moskow. Tentu saja, pemimpin Kremlin perlu mengizinkan pembukaan. Kami belum menerima tanggapan dan kami masih bersikeras,” kata Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia, Corriere Della Sera, yang diterbitkan pada 3 Mei lalu.

Ada kekhawatiran pada diri Paus Fransiskus bahwa Putin menolak bertemu dengannya. “Saya khawatir Putin tidak dapat dan tidak ingin mengadakan pertemuan ini saat ini. Tapi bagaimana Anda tidak bisa menghentikan begitu banyak kebrutalan?” ucapnya.

Sebelumnya Paus Fransiskus juga sempat mengecam kebrutalan yang terjadi di Mariupol, Ukraina. Menurut dia, kota tersebut telah dihancurkan secara biadab.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement