Rabu 01 Jun 2022 19:44 WIB

Tito Bertanya ke Bung Karno, Apa yang akan Ditinggalkan Jika Meninggal? Ini Kata Mega

Megawati meminta agar Pancasila selalu jadi pegangan bangsa.

 Megawati.
Foto: istimewa
Megawati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mengungkapkan, Pancasila harus selalu menjadi pegangan dan pedoman bangsa. Ini karena Pancasila adalah akar jati diri bangsa.

"Pancasila adalah akar jati diri bangsa yang dirumuskan para pendiri bangsa terutama Bung Karno sebagai buah hasil perenungan pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia," kata Megawati dalam seminar nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) bertajuk "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" secara daring, Rabu.

Baca Juga

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini mengatakan bahwa Indonesia sungguh beruntung memiliki Pancasila sebagai dasar negara sekaligus perekat kebangsaan."Lihatlah peta Indonesia kita, dari ujung timur hingga ujung barat, dari utara hingga selatan. Betapa luar biasanya Indonesia. Rangkaian pulau-pulau-nya dikatakan oleh Bung Karno sebagai Zamrud khatulistiwa. Setelah itu bayangkan jika tidak ada Pancasila. Apakah NKRI akan tetap ada? Jawabannya adalah tidak," kata Megawati.

Dia lalu bercerita mengenai salah satu dialog Bung Karno sebagai perumus Pancasila dengan Presiden Yugoslavia, Joseph Broz Tito, saat penyelenggaraan Konferensi Gerakan Non Blok. Saat itu Megawati ikut serta sebagai anggota delegasi termuda. Bung Karno bertanya pada Tito mengenai apa yang ditinggalkannya untuk negerinya jika suatu saat meninggal nanti. Tito menjawab bahwa dirinya meninggalkan tentara-tentara yang berani dan tangguh untuk melindungi bangsanya.

Tito berbalik bertanya hal sama ke Soekarno.Dengan tenang Bung Karno menjawab: "Aku tidak khawatir karena aku telah meninggalkan bangsaku dengan sebuah 'way of life', yakni Pancasila".

"Mungkin Pak Tito tak mengerti apa yang dimaksud. Tetapi kita tahu, ketika dia sudah meninggal, Yugoslavia porak poranda jadi beberapa negara kecil," ujar Megawati dalam siaran persnya.

Dalam kesempatan itu, Megawati berpesan khusus kepada para rektor mengingat tantangan nasionalisme dan kebangsaan saat ini, dimana adanya potensi masuknya ideologi lain yang merusak NKRI dan merongrong dasar negara Pancasila.

Maka, Pancasila perlu dijadikan kurikulum utama untuk penguatan karakter bangsa dan mencegah ideologi Pancasila terkaburkan.Megawati juga meminta riset Indonesia dioptimalkan untuk percepatan kemandirian, berdiri di atas kaki sendiri dan siap bersaing dengan bangsa lain untuk mengelola sumber daya alam maupun SDM dalam mewujudkan Indonesia maju.

"Kita perlu fighting spirit untuk mempertahankan NKRI, dan ini harus diinformasikan dari generasi ke generasi. Karena tantangan kita di depan mata, kolonialisme kapitalisme dalam bentuk baru. Maka penegakan Pancasila menjadi upaya bersama," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement