Rabu 01 Jun 2022 19:53 WIB

Bagaimana Jika Rudal Canggih AS Dipakai Ukraina Serang Rusia? Ini Jawab Moskow

Peskov ragu jaminan dari Ukraina tak gunakan rudal AS serang Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan melalui konferensi video di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Rusia, Selasa, 31 Mei 2022.
Foto: AP/Mikhail Metzel/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan melalui konferensi video di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Rusia, Selasa, 31 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Rabu (1/6/2022) mengkritik keputusan Amerika Serikat (AS) untuk memasok sistem roket dan amunisi canggih ke Ukraina. Rusia memperingatkan, pengiriman roket tersebut berisiko menimbulkan peningkatan konfrontasi langsung dengan Washington.

"Kami percaya bahwa Amerika Serikat dengan sengaja menambahkan bahan bakar ke api," ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Baca Juga

Ketika ditanya bagaimana tanggapan Rusia jika Ukraina menggunakan roket yang dipasok AS untuk menyerang wilayah Rusia, Peskov mengatakan, "Jangan bicara tentang skenario terburuk".  

Presiden AS Joe Biden telah setuju untuk memasok sistem roket canggih yang dapat menyerang dengan presisi pada sasaran jarak jauh Rusia. Pengiriman senjata ini sebagai bagian dari paket AS baru untuk membantu Kiev mempertahankan diri.

Seorang pejabat AS mengatakan, Washington sepakat untuk memasok roket, yang mampu mencapai sasaran sejauh 80 km. Kesepakatan itu tercapai setelah Ukraina memberikan "jaminan" bahwa mereka tidak akan menggunakan rudal untuk menyerang di dalam Rusia.

Peskov mengatakan, Moskow tidak mempercayai jaminan seperti itu.  Dia mengatakan, Kremlin sedang menilai risiko roket yang ditembakkan ke wilayah Rusia dan mengambil tindakan yang tepat. Namun Rusia tetap menilai langkah Washington "sangat negatif."

Peskov mengatakan, pasokan persenjataan seperti itu tidak akan mendorong kepemimpinan Ukraina untuk melanjutkan pembicaraan damai yang terhenti.

Para pejabat Ukraina telah meminta sekutu untuk mengirimkan sistem rudal jarak jauh, dengan harapan dapat mengubah gelombang perang. Sebelumnya, kantor berita Rusia, RIA Novosti mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan, pengiriman senjata akan meningkatkan risiko perkembangan konfrontasi dengan Amerika Serikat.

"Setiap pengiriman senjata yang terus berlanjut, yang sedang meningkat, meningkatkan risiko perkembangan seperti itu," kata Ryabkov.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement