Kamis 02 Jun 2022 00:19 WIB

6 Penyebab Tubuh Berkeringat Saat Tidur, Salah Satunya Terkait Kanker

Berkeringat saat tidur relatif umum, tetapi bisa juga dipicu oleh kondisi kesehatan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Bangun tidur (ilustrasi). Berkeringat saat tidur malam bisa terjadi akibat sejumlah kondisi kesehatan, mulai dari infeksi, menopause, hingga kanker.
Foto: Pixabay
Bangun tidur (ilustrasi). Berkeringat saat tidur malam bisa terjadi akibat sejumlah kondisi kesehatan, mulai dari infeksi, menopause, hingga kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keringat saat tidur malam pasti tidak nyaman. Meskipun sebenarnya relatif umum, berkeringat ketika tidur malam bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi.

Dalam beberapa kasus, keringat saat tidur malam bisa menandakan masalah mendasar yang lebih serius seperti hipoglikemia atau infeksi. Berikut adalah enam alasan tubuh berkeringat di malam hari dan kapan harus segera berkonsultasi ke dokter.

Baca Juga

1. Menopause

Ketika menopause, produksi estrogen, progesteron, dan testosteron akan menurun. Perubahan ini, terutama perubahan kadar estrogen, dapat memicu hot flash dan keringat malam.

Penurunan kadar hormon menyebabkan termostat internal yang disebut hipotalamus, menjadi lebih sensitif terhadap sedikit perubahan suhu tubuh. Jika hipotalamus mendeteksi suuhu tubuh terlalu hangat, tubuh dapat memicu keringat malam dan menjadi dingin. 

Andaikan gejala menopause parah, dokter mungkin harus meresepkan estrogen dosis rendah.

2. Obat-obatan tertentu

Beberapa obat resep dapat mengganggu termostat internal tubuh dan memicu keringat malam, termasuk:

- Obat terapi hormon

- Antidepresan seperti escitalopram (Lexapro) dan sertraline (Zoloft)

- Obat migrain seperti sumatriptan (Imitrex) dan rizatriptan (Maxalt)

- Metadon, yang mengobati gangguan penggunaan opioid

- Obat-obatan yang mengobati gula darah rendah, seperti Glipizide (Glucotrol)

Jika seseorang baru saja memulai pengobatan baru dan mengalami keringat malam, tanyakan segera kepada dokter apakah itu mungkin merupakan efek samping. Dokter mungkin merekomendasikan untuk mengganti obat atau mengurangi dosis.

3. Infeksi

Ketika seseorang kena infeksi, sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan memproduksi lebih banyak sel darah putih. Proses ini dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat dan memicu keringat.

Tubuh mungkin mengalami demam dan keringat malam jika memiliki:

- Infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih atau pneumonia

- Infeksi virus seperti flu

- Infeksi parasit seperti malaria

Perlu diingat, berkeringat di malam hari adalah salah satu gejala tuberkulosis yang paling umum. Waspada jika memiliki gejala seperti batuk darah disertai demam.

Seiring dengan keringat malam, demam juga dapat menyebabkan gejala seperti:

- Panas dingin

- Menggigil atau gigi bergemeretak

- Wajah memerah

- Lemah

- Nyeri otot

Ahli saraf dan ahli tidur di Virginia Mason Medical Center, Brandon Peters, mengatakan, jika demam berlangsung lebih dari sepekan atau melebihi 40 derajat Celsius, segera temui dokter. Ia mengatakan, dokter mungkin akan memberi asetaminofen atau cairan intravena untuk menghindari dehidrasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement