REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tokoh elite yang ada di Tanah Air, harus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Karena, selain diharapkan mampu membawa perubahan bagi kondisi negara, keberadaan para tokoh berpengaruh pun sangat penting untuk menularkan semangat dan ruh dasar negara tersebut kepada generasi penerus.
Menurutnya Guru Besar Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi, saat ini semakin sedikit generasi muda yang mengenal dan memahami Pancasila sebagai dasar negara, mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, memahaminya pun belum tentu.
"Generasi milenial ini sangat kurang (memahami Pancasila). Harusnya minimal paham. Kalau tahu dan paham, mereka akan mengimplementasikan," ujar Muradi saat menjadi pembicara dalam diskusi terkait Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Yayasan Putera Nasional Indonesia, di Bandung, Rabu petang (1/6).
Kondisi ini, kata dia, terbukti dari karakteristik generasi muda saat ini yang cenderung individualis serta memiliki ego pribadi yang tinggi. "Anak-anak sekarang mudah mem-bully. Harusnya mereka diajari bagaimana bersikap respect terhadap orang lain," katanya.
Hal ini, kata Muradi, tidak terlepas dari kurangnya sentuhan terhadap generasi muda akan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan cara atau metodologi yang baru dalam menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada anak muda.
"Enggak bisa lagi pada sebatas (pelajaran di) sekolah. Memang bisa mendorong, tapi kan dipaksa belajar, dipaksa membaca. Jadi perlu cara yang sifatnya implementatif, artinya menghayati," katanya.
Muradi mengatakan, salah satunya dengan adanya figur teladan terutama dari kalangan elit yang relatif akan mendapat perhatian tinggi dari masyarakat khususnya generasi muda. Dia menilai, negara perlu mengintervensi agar kaum muda memiliki role model sehingga bisa memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
"Negara merangkul, datang, memberikan contoh. Lalu orangtua, kita ini harus jadi role model. Hari ini siapa? Sekarang semua ditelanjangi. Kita butuh role model," katanya.
Nantinya, Muradi berharap, para figur teladan ini bisa menyampaikan gagasan atau pikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang bertujuan membawa perubahan bagi kehidupan negara. "Negara harus menjaga nilai-nilai luhur Pancasila, diimplementasikan dalam keseharian," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Forum Kesadaran Dini Masyarakat (FKDM), Yayat Hidayat mengatakan, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan belum optimalnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Beberapa di antaranya seperti masih adanya intoleransi di masyarakat dan perbuatan yang menyangkut SARA.
Salah satu solusinya, kata Yayat diperlukan moderasi dalam beragama. "Kita harus mulai mengintensifkan tentang kampanye moderasi beragama," katanya.
Dengan begitu, Yayat berharap akan semakin banyak masyarakat yang melakukan moderasi dalam beragama. "Sehingga jauh dari ekstrim kiri maupun ekstrim kanan," katanya.