REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Sekertaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (2/6/2022) mengatakan perang yang sedang berlangsung di Ukraina telah mengobarkan krisis pangan global.
Pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson, Guterres mengatakan perang juga memperburuk krisis energi dan keuangan, memukul negara dan ekonomi yang paling rentan.
Dia mengatakan keputusan mendesak diperlukan untuk memastikan bahwa gandum Ukraina dan pupuk Rusia mencapai pasar global.
Sekjen PBB berterima kasih kepada Swedia atas dukungannya yang tak tergoyahkan kepada PBB dan multilateralisme.
Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin pada Selasa mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan rekan-rekannya dari Rusia dan Ukraina melalui telepon tentang upaya mengekspor produk pertanian Ukraina melalui laut.
Andersson, pada bagiannya, mengecam serangan Rusia di Ukraina, menyebutnya sebagai “pelanggaran hukum internasional yang jelas dan tidak dapat dibenarkan.”
Menuduh Rusia melakukan kejahatan perang terhadap penduduk sipil, dia menambahkan, “Rusia harus bertanggung jawab atas tindakannya.”
Ditanya tentang sikap Ankara terhadap pengajuan Swedia untuk mendapatkan keanggotaan di NATO, Andersson mengatakan dia menantikan pertemuan konstruktif lebih lanjut dengan Turki.
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftarkan diri untuk bergabung dengan NATO pada 18 Mei, sebuah keputusan yang didorong oleh perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari.
Tetapi Turki, anggota lama aliansi tersebut, telah menyuarakan keberatan atas tawaran keanggotaan mereka, mengkritik negara-negara tersebut karena menoleransi dan bahkan mendukung kelompok teroris seperti YPG/PKK dan FETO. Aksesi tersebut membutuhkan persetujuan dengan suara bulat dari semua 30 negara anggota NATO.
Pekan lalu, Turki menjamu delegasi Swedia dan Finlandia di Ankara untuk konsultasi tentang aplikasi NATO mereka. Erdogan kemudian mengatakan pertemuan itu tidak “pada tingkat yang diinginkan” (tidak memuaskan).