REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kanselir Jerman Olaf Scholz telah meminta Turki untuk menahan diri terhadap Yunani. Ketegangan antara Ankara dan Athena telah berkobar kembali usai bertukar tuduhan pelanggaran wilayah udara dalam beberapa pekan terakhir.
"Kanselir berpendapat bahwa, mengingat situasi saat ini, perlu bagi semua sekutu NATO untuk berdiri bersama dan menahan diri dari provokasi di antara mereka sendiri," kata juru bicara Scholz di Berlin pada Rabu (1/6/2022).
"Menyerang wilayah udara Yunani dan terbang di atas pulau-pulau Yunani tidak apa-apa, tampaknya kontraproduktif dan bertentangan dengan semangat aliansi," tambah juru bicara itu.
Keduanya sekutu NATO ini telah lama berselisih mengenai sejumlah masalah seperti batas laut, luas landas kontinen, dan wilayah udara. Ditambah lagi hubungan dengan Siprus yang terpecah secara etnis.
Jerman berkomitmen untuk menyelesaikan pertanyaan terbuka antara Yunani dan Turki dalam dialog pribadi. Juru bicara Scholz menyatakan, pembahasan akan berdasarkan hukum internasional. "Kami tidak dapat menerima pertanyaan tentang kedaulatan negara-negara anggota Uni Eropa," katanya.
Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk pernyataan Scholz dan mengatakan akan terus mempertahankan kedaulatannya terhadap pelanggaran wilayah udara oleh pasukan Yunani. "Kami mengutuk keras dan menolak pernyataan tak berdasar terhadap negara kami oleh kantor kanselir Jerman," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
"Kami berharap Jerman mengundang Yunani untuk bertindak sesuai dengan kesepakatan internasional, daripada membuat pernyataan bias yang tidak sejalan dengan semangat aliansi," ujar Kementerian Luar Negeri Turki.