REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak para pekerja yang mengakhirkan sholat zhuhur dan ashar hingga malam hari. Alasannya karena mereka sibuk dengan pekerjaan atau bahkan karena baju mereka kotor terkena najis, bagaimana hukumnya?
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab Fikih Sholat menjelaskan, setiap Muslim dan Muslimah tidak boleh menganggap remeh sholat fardhu dari waktunya. Justru wajib bagi mereka melaksanakannya pada waktunya berdasarkan kemampuan.
Sehingga, kata Ibnul Qayyim, pekerjaan bukanlah halangan untuk meninggalkan sholat. Begitu juga baju yang najis atau kotor juga bukan halangan. Adapun waktu-waktu pelaksanaan sholat hendaklah disisihkan dari pekerjaan.
Bagi seorang pekerja pada waktu tersebut harus mencuci bajunya yang najis atau menggantinya dengan baju yang suci. Adapun pakaian yang hanya kotor, maka itu tidak menghalangi pelaksanaan sholat. Yang penting kotornya bukan dari benda-benda najis.
Sedangkan jika kotornya itu menyebabkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu orang lain yang sedang sholat, maka dia wajib mencucinya sebelum sholat atau menggantinya dengan baju yang bersih sehingga dia dapat melakukan sholat berjamaah.
Adapun bagi orang yang berhalangan secara syariat, seperti orang sakit atau musafir, mereka dibolehkan untuk menjamak sholat zhuhur dan ashar atau maghrib atau isya. Itupun dilakukan di salah satu waktu dari keduanya, sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah SAW. Demikian juga boleh menjamak pada saat hujan dan berlumpur yang memberatkan manusia.