Kamis 02 Jun 2022 14:38 WIB

Jurnalis Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel di Hari Pertama Bekerja

Ghufran Warasneh adalah jurnalis Palestina kedua yang dibunuh kurang dari sebulan.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pengunjuk rasa Palestina dan seorang tentara Israel menarik bendera Palestina di tengah asap dari bom suara, selama demonstrasi setelah pemukim Yahudi mencoba untuk memblokir anak-anak Palestina memasuki sekolah di desa al-Lubban al-Sharqiya, dekat kota Tepi Barat. Nablus, Minggu, 27 Februari 2022. Jurnalis Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel di Hari Pertama Bekerja
Foto: AP/Majdi Mohammed
Seorang pengunjuk rasa Palestina dan seorang tentara Israel menarik bendera Palestina di tengah asap dari bom suara, selama demonstrasi setelah pemukim Yahudi mencoba untuk memblokir anak-anak Palestina memasuki sekolah di desa al-Lubban al-Sharqiya, dekat kota Tepi Barat. Nablus, Minggu, 27 Februari 2022. Jurnalis Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel di Hari Pertama Bekerja

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan Israel membunuh seorang wanita Palestina pada hari pertamanya bekerja sebagai jurnalis di sebuah radio di Palestina. Dia dibunuh oleh pasukan Israel di kamp pengungsi Al-Arroub di utara Hebron, Rabu (1/6/2022).

Ghufran Warasneh, seorang jurnalis berusia 31 tahun dari kamp pengungsi Al-Arroub, ditembak di pintu masuk kamp pada Rabu pagi. Dia dibawa ke rumah sakit Ahli di Hebron, di mana dia dinyatakan meninggal satu jam kemudian.

Baca Juga

"Warasneh menerima peluru di dada, sangat dekat dengan jantungnya," kata juru bicara rumah sakit Ahli dilansir dari The New Arab, Kamis (2/6/2022).

Menurut juru bicara rumah sakit, Warasneh tiba di rumah sakit dalam kondisi parah dan hampir meninggal dunia. Warasneh kehilangan banyak darah sehingga menyebabkan nyawanya tidak dapat diselamatkan.

"Dia telah kehilangan terlalu banyak darah dan jantungnya telah berhenti," kata dia.

Menurut sepupunya, Abdel Rahman Warasneh, Ghufran Warasneh pergi bekerja sekitar pukul 07.40 melalui pintu masuk kamp pengungsi, di mana pasukan Israel biasanya ditempatkan. Beberapa menit kemudian terdengar berita seseorang telah ditembak mati di pintu masuk kamp.

"Saya bergegas dengan orang lain ke pintu masuk kamp, untuk melihat apakah itu adalah Ghufran," ujarnya.

"Orang tuanya tentu saja sangat terpukul dengan berita itu. Dia adalah anak tertua dan pendukung utama mereka. Dia lajang dan tinggal bersama mereka dan membantu merawat adik-adiknya," kata Rahman. 

Direktur dan produser program di Dream Radio di Hebron Talab Jaabari mengatakan Warasneh Ghufran telah melamar pekerjaan sebagai presenter berita di radio sejak dua minggu lalu. Dia telah menjalani beberapa tes kualifikasi dan dipekerjakan untuk pertama kali pada Rabu kemarin.

"Kami menunggu dia menjadi yang pertama mengudara sebagai suara baru kami, tetapi kami malah menerima berita pembunuhannya," ungkap Jaabari.

Akun media sosial Palestina mengedarkan video laporan Warasneh yang meliput berita Palestina untuk media lokal. "Ghufran cerdas, karismatik, dan bersemangat tentang jurnalisme dan media. Dia sangat bersemangat untuk mulai bekerja dengan kami, dan kami antusias untuk memiliki bakatnya sebagai bagian dari tim," Jaabari menjelaskan. 

Media Israel melaporkan Warasneh memegang pisau dan mencoba menusuk tentara Israel, tanpa memberikan bukti. Keluarga dan rekan-rekannya tentu saja membantah klaim Israel tersebut.

Seorang saksi mata dari kamp Al-Arroub mengatakan kepada media Palestina bahwa Warasneh ditembak ketika berdiri pada jarak sekitar dua meter dari seorang tentara Israel. Pemogokan umum dilakukan di kamp Al-Arroub oleh asosiasi lokal karena protes spontan diluncurkan oleh siswa sekolah Al-Arroub yang berubah menjadi konfrontasi antara penduduk dan tentara Israel di pintu masuk kamp.

Ghufran Warasneh adalah jurnalis Palestina kedua yang dibunuh oleh pasukan Israel dalam waktu kurang dari sebulan, setelah pembunuhan reporter Aljazirah, Shireen Abu Akleh di kamp pengungsi Jenin pada 11 Mei lalu. Dengan Warasneh, jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal 2022 meningkat menjadi 56 orang.

https://english.alaraby.co.uk/news/palestinian-journalist-killed-her-first-day-work 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement