Kamis 02 Jun 2022 14:49 WIB

Soal Huntap Relokasi Semeru, Wapres: Nggak Boleh Dijual

Lokasi hunian secara teknis mendapatkan rekomendasi Badan Geologi, PVMBG, dan BMKG.

Rep: Fauziah Mursid / Red: Agus Yulianto
Wapres berkesempatan memeriksa salah satu rumah hunian tetap dan berinteraksi dengan penghuninya. Dalam dialog bersama warga relokasi, Wapres berharap warga betah menempati huntap dan merawatnya.
Foto: republika/Mursalin Yasland
Wapres berkesempatan memeriksa salah satu rumah hunian tetap dan berinteraksi dengan penghuninya. Dalam dialog bersama warga relokasi, Wapres berharap warga betah menempati huntap dan merawatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau lokasi hunian tetap (huntap) dan hunian sementara (Huntara) warga terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (2/6). Wapres ingin memastikan kesiapan hunian untuk relokasi warga dari rencana target 1.951 unit tersebut.

Wapres berkesempatan memeriksa salah satu rumah hunian tetap dan berinteraksi dengan penghuninya. Dalam dialog bersama warga relokasi, Wapres berharap warga betah menempati huntap dan merawatnya.

Baca Juga

"Tadi saya masuk, saya juga betah kalau tinggal di sini. Ini jadi kampung yang indah tertata dengan baik. Dirawat, ditempati, jangan sampai kotor, sudah enak, nggak boleh dijual," ujar Wapres yang kemudian disanggupi oleh warga.

Wapres berharap, di relokasi huntap dan huntar ini masyarakat bisa merasa aman dan tinggal dengan nyaman. Dia juga memastikan, seluruh unit huntap dan huntar akan segera selesai seluruhnya. Sehingga, warga korban terdampak erupsi yang belum mendapat huntap bisa segera menempati huniannya masing-masing.

"Yang belum, itu sudah ada huntapnya dan menyusul, sudah janji maksimal paling lambat tiga bulan lagi sisanya, rumah tetapnya sudah tapi buntutnya itu, huntaranya supaya lebih nyaman," ujar Wapres.

Wapres juga memberikan kesempatan kepada warga untuk menyampaikan keluhannya. Sejumlah warga pun mengungkapkan keinginannya untuk bisa segera menempati huntap dan huntar, mereka juga meminta agar tidak dipindah-pindah nantinya.

"Insya Allah, nggak mau dipindah-pindah ya, nggak kok nggak dipindah-pindah," ujar Wapres.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto saat menyampaikan laporan perkembangan huntap menyebut, pembangunan tempat tinggal sudah 100 persen. Dia juga memastikan keamanan lahan lokasi huntap tersebut. Menurutnya, relokasi secara teknis juga sudah mendapatkan rekomendasi dari Badan Geologi, PVMBG, dan BMKG.

"Huntap 1.951 unit seluruhnya sudah 100 persen terbangun per-hari ini. Unitnya sudah selesai. Penempatan lahan telah mendapat rekomendasi dari Badan Geologi, BNPB dan BMKG, jadi lokasi ini lokasi aman, ini kita bangun disini menjadi smart village," kata Iwan.

Selain itu, untuk hunian yang sudah diselesaikan 100 persen berasal dari produk dalam negeri dengan konsep bangunan tahan gempa. Sebab, lokasi dekat dengan gunung berapi sehingga harus aman dari potensi gerakan tanah. "Menggunakan teknologi riset rumah tahan gempa," katanya.

Secara umum progres pembangunan relokasi l di Dusun Banjarejo, Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro Lumajang dengan luasan lahan sekitar 81,55 Ha. Huntap dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) melalui PT Hutama Karya dengan target sebanyak 841 unit dan PT Brantas Abi Praya sebanyak 1.110 unit.

 Sedangkan Huntara yang dibangun oleh 81 NGO dari rencana target 1.951 unit, sudah terbangun 878 unit dengan rincian kategori selesai 437 unit, sedangkan masih proses penyelesaian 441unit, lalu sudah dihuni sebanyak 130 unit.

Sementara, pembangunan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang sudah dibangun meliputi  NU mart  1 unit, puskesmas pembantu 1 unit. Sementara untuk masjid masih dalam proses pondasi dan madrasah serta sekolah dalam proses pengukuran.

Untuk progres infrastruktur pendukung antara lain jalan lingkungan 94,42 persen, dainase  92  persen, air Bersih  83 persen, air Limbah  61 persen, pengolahan Sampah 100  persen, jaringan listrik 300 unit.

"Kan dari 1.951 ini yang sudah dialiri listrik 300 dan semalam kami bahas dengan PLN, Insya Allah akhir bulan Juni 1.651 sisanya akan diselesaikan. Jadi kami minta percepatan, karena hanya 30 unit per hari pemasangannya, ini kami minta dipercepat sehingga warga yang masih di pengungsian walaupun tadi di rumah keluarga bisa segera menempati fasilitas yang ada disini," ujarnya.

"Dukungan untuk rumah ini, jalan setapak sudah 85 persen pak, hanya beberapa titik yang akan kami selesaikan. Serta dilengkapi dengan drainase, ini sudah kita lengkapi. Untuk sanitasi, sudah ada terbangun semua," kata Iwan lagi.

Ke depan, dia menyampaikan, bahwa setelah infrastruktur fisik bangunan selesai, akan dilanjutkan dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Sekarang fokus menjadikan infrastrukturnya. Berikutnya kami fokus konsep pemberdayaan ekonominya," kata Iwan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement