Kamis 02 Jun 2022 15:43 WIB

Tak Ada Korban WNI dalam Penembakan di AS

WNI di AS diminta untuk tetap tenang dan waspada terhadap situasi yang terjadi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seorang perawat menyeka air matanya saat menunggu di Memorial High School di mana orang-orang dievakuasi dari lokasi penembakan di Gedung Medis Natalie Rabu, 1 Juni 2022. di Tulsa, Okla. Beberapa orang ditembak di gedung medis Tulsa di kampus rumah sakit Rabu.
Foto: Ian Maule/Tulsa World via AP
Seorang perawat menyeka air matanya saat menunggu di Memorial High School di mana orang-orang dievakuasi dari lokasi penembakan di Gedung Medis Natalie Rabu, 1 Juni 2022. di Tulsa, Okla. Beberapa orang ditembak di gedung medis Tulsa di kampus rumah sakit Rabu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penembakan kembali terjadi di tiga wilayah di Amerika Serikat (AS) pada awal Juni ini. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mendapatkan laporan tentang penembakan di tiga tempat di AS pada Rabu (1/6/2022).

Penembakan pada Rabu (1/6/2022) di AS terjadi di tiga wilayah, di antaranya di Grant High School, Van Nuys, California, kemudian di Supermarket Walmart, Pittston Township Pennsylvania yang melukai satu orang, kemudian di St Francis, Tulsa, Oklahoma yang menewaskan lima orang.

Baca Juga

"KJRI yang ada di Los Angeles, New York, dan Houston langsung berkoordinasi dengan otoritas setempat dan simpul-simpul Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di sekitar lokasi kejadian," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI Judha Nugraha dalam pengarahan media secara daring, Kamis (2/6/2022).

"Dari informasi yang diterima oleh tiga perwakilan tadi, tidak ada korban WNI dalam penembakan tersebut," ujarnya menambahkan.

Peristiwa ini menjadi keprihatinan Kemenlu RI. Beberapa langkah pun ditingkatkan untuk melindungi WNI di luar negeri terlebih di AS dengan maraknya kasus penembakan oleh orang-orang bersenjata.

Judha mengatakan, perwakilan di AS telah meningkatkan koordinasi dengan otoritas keamanan setempat di wilayah kerja masing-masing. Selain itu perwakilan RI turut menjalin komunikasi erat dengan komunitas masyarakat WNI dan pemuka-pemuka masyarakat di AS.

"Kami telah menyampaikan imbauan kepada WNI di AS untuk tetap tenang, namun meningkatkan kewaspadaan dengan menghindari jalan sendiri, gunakan buddy system bersama teman ketika berjalan, hindari tempat-tempat yang rawan dan dalam keadaan darurat segera hubungi otoritas keamanan setempat dan juga perwakilan RI yang ada di wilayah terdekat," jelas Judha.

Judha kembali mengimbau WNI untuk segera lapor diri jika berada di luar negeri. Hal ini guna mendata WNI sehingga pihak Kemenlu dapat meningkatkan keakuratan dan kecepatan menanggapi WNI yang ada di luar negeri.

"Pengamanan penduduk bagi Warga Negara Asing termasuk WNI tentu merupakan tanggung jawab dan kewenangan otoritas AS sehingga perwakilan RI kita kerap melakukan koordinasi dan komunikasi," kata Judha.

Perwakilan RI di luar negeri juga kerap menggelar kegiatan yang mengundang otoritas setempat untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat Indonesia tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan. "Ini sering kita lakukan, dan kita sebut dengan kegiatan 'Warung Konsuler,'" kata Judha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement