REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) kembali harus kehilangan warganya akibat aksi penembakan massal. Hanya berselang sepekan setelah insiden di Robb Elementary School, Texas, sebuah rumah sakit di Tulsa, Oklahoma, pada Rabu (1/6/2022), jadi sasaran serangan pria bersenjata. Sebanyak empat orang dilaporkan tewas.
Departemen Kepolisian Tulsa mengungkapkan, mereka menerima laporan tentang aksi penembakan di Natalie Medical Building yang berada di kampus Saint Francis Hospital pada pukul 16.52 waktu setempat. Tim segera dikerahkan dan tiba di lokasi sekitar empat menit kemudian.
Wakil Kepala Departemen Kepolisian Tulsa Eric Dalgleish mengatakan, petugas yang tiba di lokasi mendengar suara tembakan dari lantai dua Natalie Medical Building. Tim pun bergerak ke sana. "Ada pusat ortopedi, kantor ortopedi, di sana. Tapi saya tidak tahu, apakah itu menempati seluruh lantai atau ada kantor lain di lantai tersebut," tutur Dalgleish, dikutip laman New York Times.
Saat momen itu berlangsung, ratusan orang sudah berhamburan melarikan diri dari gedung. Kapten Richard Meulenberg dari Departemen Kepolisian Tulsa mengungkapkan, saat para petugas tiba di pintu masuk lantai dua Natalie Medical Building, suara tembakan berhenti. Mereka menemukan korban ketika melangkah masuk. Namun pelaku penembakan belum tampak.
Petugas kepolisian Tulsa kemudian menyisir lantai dua Natalie Medical Building. Mereka akhirnya menemukan pelaku, tapi dalam keadaan sudah tergeletak di lantai bersama dua pucuk senjata api miliknya. Dia menembak dirinya sendiri setelah melakukan aksi penyerangan. Menurut kepolisian Tulsa, pelaku adalah pria berusia antara 35-40 tahun.
Kepolisian Tulsa belum mengungkap identitas pelaku atau motifnya melakukan penyerangan bersenjata ke Natalie Medical Building. Sebanyak empat orang tewas dalam serangan itu. Ada pula korban luka, tapi keadaannya tak sampai mengancam jiwa. Menurut Eric Dalgleish, para korban bisa terdiri dari pekerja dan pasien.
Kapten Richard Meulenberg meyakini, aksi penyerangan ke Natalie Medical Building tidak dilakukan secara sembarang. "Ini bukan individu yang baru saja memutuskan dia ingin pergi mencari rumah sakit yang penuh dengan orang-orang acak. Dia (pelaku) sengaja membuat pilihan untuk datang ke sini dan tindakannya disengaja," ucapnya.
Kendati demikian, Meulenberg menolak memberi komentar lebih lanjut tentang kemungkinan motif pelaku melakukan aksi penyerangan. Namun, pelaku diketahui tinggal di Muskogee.
Departemen Kepolisian Muskogee mengungkapkan, pihaknya sudah diberi tahu Departemen Kepolisian Tulsa bahwa pelaku mungkin telah meninggalkan bom di kediamannya. Kepolisian Muskogee pun segera mengirim tim ke rumah pria tersebut dan memerintahkan warga yang tinggal di sekitarnya agar tidak keluar rumah.
Regu penjinak bom turut diterjunkan ke kediaman pelaku pada Rabu malam. Polisi Muskogee sedang menunggu surat perintah untuk melakukan penggeledahan. Sementara itu Wali Kota Tulsa G.T. Bynum telah menyampaikan belasungkawa untuk para korban. "Pikiran sama bersama para korban di sini. Banyak yang keluarganya bahkan belum tahu tentang kejadian ini," kata Bynum dalam sebuah konferensi pers.
Dia pun sempat sedikit menyinggung tentang wacana pengetatan peraturan kepemilikan senjata api. "Jika kita ingin melakukan diskusi kebijakan, itu adalah sesuatu yang bisa dilakukan pada masa mendatang, tapi tidak malam ini, tidak malam ini," ucapnya.