REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iga Swiatek melanjutkan perjalanan menuju gelar juara French Open kedua dalam tiga tahun terakhir ketika pada Kamis (2/6/2022) menjinakkan petenis Rusia Daria Kasatkina dengan skor 6-2, 6-1 di Roland Garros untuk mencapai final turnamen ini. Swiatek memperpanjang kemenangan berturut-turutnya menjadi 34 yang membuat orang terperangah.
Petenis nomor satu dunia itu hanya gagal dalam satu break dan memanfaatkan serangkaian kesalahan servis Kasatkina dengan menyudahi perlawanannya di Lapangan Philippe Chatrier. Juara French Open edisi 2020 itu tak terkalahkan sejak Februari dan kini sudah menyamai rekor kemenangan berturut-turut terbanyak milik Serena William pada 2013. Kini dia hanya kehilangan dua set dalam empat turnamen terakhirnya. Dia akan ditantang petenis remaja Amerika Serikat unggulan ke-18, yang mengalahkan petenis Italia Martina Trevisan dalam final Sabtu (4/6/2022) ini.
Swiatek kembali bermain sambil mengenakan pita berwarna bendera Ukraina pada topinya. Petenis-petenis Rusia dan Belarus dibolehkan bertanding di Roland Garros tetapi terpaksa tak mengikuti Wimbledon karena ofisial All England Club melarang petenis kedua negara karena invasi Rusia ke Ukraina. Belarus menjadi daerah pergerakan pasukan Rusia utama untuk invasi itu.
"Sungguh momen yang sangat istimewa. Ya, saya emosional sekali. Saya bersyukur sekali berada di tempat ini dan Anda tahu dalam keadaan sehat dan bisa memainkan permainan saya. Sungguh menakjubkan dan saya suka bermain di sini," kata petenis Polandia ini seperti dikutip Reuters.
Ia mengatakan, tepat setelah tahun pertama ia terkena Covid, ia tidak bisa melihat betapa banyak orang Polandia yang mau hadir. Menurutnya, sungguh luar biasa bisa kembali bermain dan mencapai final.
"Saya merasa saya bermain lebih baik dalam setiap pertandingan," ujar Swiatek.
Ia mengawali laga dengan melakukan kesalahan ganda tetapi bertahan dan mendapatkan break pada gim kedua hanya untuk dipatahkan kembali oleh Kasatkina pada kedudukan 2-2. Sayangnya permainan petenis Rusia itu dipenuhi unforced error sehingga memudahkan Swiatek mengumpulkan poin dengan mencuri servis dari lawannya sampai kedudukan 4-2. Setelah itu dia memenangi delapan poin berturut -turut untuk mengamankan set pembuka dengan backhand menyilang yang mengecoh Kasatkina.
Swiatek tetap mengendalikan laga untuk memimpin set kedua. Kasatkina yang kalah dua set dalam tiga pertemuan terdahulu di antara kedua petenis musim ini, berusaha bertahan dengan sempat menyamakan kedudukan 1-1. Namun setelah itu dia tak berdaya dengan menyerah ketika Swiatek mengakhiri laga dengan ace.
Meski kalah, Kasatkina tak kecewa. "Ini salah satu turnamen terbaik dalam hidup saya," ujar petenis ranking 20 dunia ini.
Swiatek berusaha menjadi wanita keempat sejak 2000 setelah Justine Henin, Serena Williams, dan Maria Sharapova yang dua kali mengangkat Piala Suzanne Lenglen di Roland Garros.