Jumat 03 Jun 2022 06:27 WIB

Meski Tinggi, Cakupan Vaksinasi Lengkap Indonesia Masih Tertinggal di Asia Tenggara

Pemerintah terus mendorong penambahan cakupan vaksinasi di Tanah Air.

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Dua siswa disuntik vaksin saat giat vaksinasi oleh Polda Kalbar di Sekolah Dasar Bruder Dahlia, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (12/3/2022). Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar mencatat hingga Jumat (11/3/2022) cakupan vaksinasi anak fasyankes Kalbar untuk vaksinasi tahap pertama sebesar 46,1 persen dan vaksin tahap kedua sebesar 7,16 persen dengan jumlah sasaran sebanyak 560.949 anak di daerah setempat.
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Dua siswa disuntik vaksin saat giat vaksinasi oleh Polda Kalbar di Sekolah Dasar Bruder Dahlia, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (12/3/2022). Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar mencatat hingga Jumat (11/3/2022) cakupan vaksinasi anak fasyankes Kalbar untuk vaksinasi tahap pertama sebesar 46,1 persen dan vaksin tahap kedua sebesar 7,16 persen dengan jumlah sasaran sebanyak 560.949 anak di daerah setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan persentase vaksinasi di Indonesia sudah cukup tinggi. Namun demikian, cakupan vaksinasi dosis lengkap Indonesia masih tertinggal di kawasan Asia Tenggara.

"Walau sudah cukup tinggi, cakupan vaksinasi dosis lengkap di Indonesia masih cukup Tertinggal dari negara-negara lain di Asia Tenggara," ujar Wiku dalam keterangan persnya secara daring, Kamis (2/6/2022).

Baca Juga

Karena itu, pemerintah terus mendorong penambahan cakupan vaksinasi di Tanah Air. Salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi secara merata sesegera mungkin, maka pemerintah memasukkan indikator vaksinasi ke dalam penilaian levelling.

Wiku menegaskan, pemberian dosis lanjutan vaksinasi bertujuan untuk meningkatkan pembentukan antibodi. Sebab, antibodi tidak serta-merta sempurna membentuk kekebalan, hanya dengan satu kali suntikan.

"Fakta menunjukkan bahwa jumlah antibodi yang dapat meningkat berkali-kali lipat jika menerima vaksin dosis kedua apalagi vaksin booster," kata Wiku."Untuk itu masyarakat sepatutnya mengerti bahwa program vaksinasi dibuat semata-mata untuk kepentingan masyarakat," katanya.

Wiku menjelaskan, untuk mendukung percepatan vaksinasi, pemerintah akan mendatangkan 71 juta dosis vaksin ke Indonesia secara bertahap hingga akhir tahun ini.

Tak hanya itu, ia memastikan pemerintah tetap akan melakukan monitoring terkait kualitas dosis vaksin agar tetap terjaga baik. "Menteri Kesehatan menginformasikan bahwa di tengah hal tersebut akan dilakukan upaya pemusnahan vaksin yang expired atau kadaluarsa," kata Wiku.

Ia berharap pemerintah daerah terus memperbaiki sistem distribusi dan logistik vaksinasi agar dapat tersalurkan dengan baik dan merata di setiap kabupaten kota. Ia mengajak masyarakat dapat pro aktif untuk pergi vaksinasi jika belum divaksin dengan mendatangi sentra vaksinasi terdekat."Dan masyarakat dapat pro aktif untuk pergi vaksinasi jika belum ke sentra vaksinasi terdekat agar persediaan yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik," ujarnya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement