REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA --Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) Tasikmalaya mulai menyerap hewan kurban dari lumbung ternak wakaf di berbagai pesantren untuk persiapan menjelang Idul Adha. Penyerapan hewan kurban itu dilakukan untuk mendukung kemandirian ekonomi di lingkungan pesantren.
Tim ACT Tasikmalaya, Fauzi Ridwan, mengatakan, program itu bertujuan untuk menggerakkan kemandirian ekonomi pesantren melalui pengelolaan domba yang menjadi ternak wakaf. Menurut dia, Global Wakaf-ACT telah mengamanahkan ternak domba dan kambing yang pengelolaan sepenuhnya diserahkan kepada pesantren.
"Saat ini di wilayah Priangan Timur, Global Wakaf-ACT Tasikmalaya telah mendistribusikan hewan ternak wakaf serupa ke 13 pesantren yang tersebar hingga Ciamis dan Garut," kata dia melalui keterangan resmi, Kamis (2/6/2022).
Ia mencontohkan, saat ini terdapat 53 ekor ternak kambing yang berada di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Gandok Kota Tasikmalaya. Dari total hewan ternak di pondok pesantren itu, sebanyak enam ekor di antaranya sudah dibeli oleh salah satu jamaah pesantren untuk kurban pada momen Iduladha mendatang."Ini bukti nyata program ini sangat bermanfaat bagi kemandirian pesantren dan dapat meningkatkan perekonomian pesantren,” kata dia.
Sementara itu, ia menambahkan, di Pondok Pesantren Darussalam, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, sudah terdapat 27 ekor kambing. Menurut dia, hewan ternak yang memenuhi kriteria untuk dijadikan hewan kurban nantinya akan diserap oleh Global Qurban-ACT sebagai hewan terbaik untuk berkurban.“Jika kambing-kambing sudah memenuhi kriteria dan siap untuk dikurbankan, akan dibeli oleh Global Qurban-ACT. Sementara hasil penjualannya dikembalikan ke pesantren untuk dimanfaatkan bagi kemaslahatan pesantren,” kata dia.
Menurut Fauzi, hewan ternak yang disiapkan ACT untuk berkurban merupakan hewan terbaik dan sesuai dengan syariat. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk berkurban melalui ACT.“Selain membahagiakan sesama, dengan hadirnya daging kurban tapi juga ikut membantu pemberdayaan ekonomi pesantren,” kata Fauzi.