REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Adzan merupakan panggilan yang disyariatkan sebagai penanda masuknya waktu sholat fardhu bagi umat Islam.
Sebagian kalangan ada yang berkata, jika adzan tidak dilakukan di awal wkatu maka tidak perlu lagi adzan. Karena fungsi adzan adalah untuk memberitahu akan masuknya waktu sholat.
Apakah adzan tetap disyariatkan bagi orang yang sholat sendirian atau berjamaah yang telat? Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab Fikih Sholat menjelaskan, jika adzan tidak dilakukan di awal waktu, maka tidak disyariatkan untuk adzan lagi setelah itu jika di daerah tersebut ada muadzin lain yang telah melakukannya.
Akan tetapi jika terlambatnya hanyalah sebentar, maka tidak mengapa untuk dilakukan adzan. Adapun jika dalam suatu daerah tidak ada muadzin lain selain dia, maka dia harus melakukan adzan meskipun sudah terlambat beberapa saat.
Hal ini karena hukum adzan adalah fardhu kifayah, sementara di waktu itu tidak ada muadzin lain melakukannya. Maka wajib baginya untuk melakukannya, karena untuk itu dia memiliki tanggung jawab dan biasanya orang-orang menunggu adzan dikumandangkan.
Sedangkan bagi orang yang berpergian, maka disyariatkan baginya adzan meskipun hanya sendirian. Sebagaimana disebutkan dalam hadis shahih dari Abu Said bahwasannya dia pernah berkata kepada seseorang, "Jika engkau sedang menggembala kambingmu atau di padang sahara, maka angkatlah suaramu untuk melakukan adzan. Karena sesungguhnya jin maupun manusia atau yang lain tidak akan mendengar suara muadzin kecuali mereka akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat."
Lantas apa keutamaan adzan? Berkaitan dengan pentingnya adzan ini, Nabi Muhammad SAW menjelaskan beberapa keutamaannya, khususnya bagi orang-orang yang mengumandangkan adzan (muazin atau bilal) di antaranya memperoleh kemuliaan spesial pada hari kiamat.
إِنَّ الْمُؤَذِّنِينَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya para muadzin itu adalah orang yang paling 'panjang lehernya' pada hari kiamat.” (HR Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah). Menurut ulama, maksud 'panjang leher' ini adalah orang yang paling banyak pahalanya, paling banyak mengharapkan ampunan dari Allah, paling bagus balasan amal perbuatannya, dan orang yang paling dekat dengan Allah SWT.