Jumat 03 Jun 2022 12:41 WIB

Psikolog Imbau Publik Beri Ruang Luas untuk Ridwan Kamil dan Keluarga

Psikolog minta publik bijak bermedia sosial merespons kabar duka anak Ridwan Kamil

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Wali Kota Bern sampaikan simpati untuk Ridwan Kamil. Psikolog minta publik bijak bermedia sosial merespons kabar duka anak Ridwan Kamil.
Foto: Diskominfo Jabar
Wali Kota Bern sampaikan simpati untuk Ridwan Kamil. Psikolog minta publik bijak bermedia sosial merespons kabar duka anak Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Psikolog Universitas Islam Bandung (Unisba) Dinda Dwarawati mengimbau keluarga, kerabat, bahkan publik memberikan ruang yang lebih luas kepada Ridwan Kamil beserta istri Atalia Praratya saat pulang ke Indonesia. Keluarga Ridwan Kamil pulang ke Indonesia setelah memantau pencarian putranya Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril di Sungai Aare, Bern, Swiss.

"Dukungan dari keluarga akan makin menguatkan Pak Ridwan Kamil, Bu Atalia, serta adik dari Emmeril. Keluarga terdekat dan keluarga besar harus jadi gerbang dan jadi ruang untuk validasi apa yang mereka rasakan. Dukungan yang diberikan keluarga akhirnya menguatkan Kang Emil dan istri," kata Dinda ketika dihubungi oleh wartawan di Bandung, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga

Dinda juga meminta kepada publik untuk terus memberikan dukungan moril kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri dan anaknya saat pulang ke Indonesia. Menurutnya, Ridwan Kamil dan Atalia menjalani satu pekan yang sangat berat. Selain mereka, keluarga besar dari Ridwan Kamil juga merasakan hal yang sama.

"Saya lihat hampir satu pekan ini sangat berat buat beliau berdua dan keluarga besar," katanya.

Dinda mengaku sangat mengapresiasi ketegaran yang ditunjukkan oleh Ridwan Kamil dan Atalia dalam mengikuti proses pencarian Eril oleh Tim SAR Swiss. Walaupun situasi sedang tidak baik-baik saja, publik perlu memahami situasi psikologis dengan memberikan dukungan positif.

Dia menuturkan terus mengalirkan empati adalah bentuk dukungan positif dan publik juga diminta memahami kondisi mental Ridwan Kamil dan keluarga dengan bersikap bijak di sosial media. "Lalu publik juga tidak boleh judgemental atau menghakimi. Tidak boleh menduga-duga tanpa dasar yang dirasakan, tidak mengaitkan hal yang tidak relevan dengan musibah ini. Seperti soal podcast yang mengaitkan musibah dengan ucapan Kang Emil. Itu tidak perlu," katanya.

Dinda menuturkan sikap memberi ruang pada Ridwan Kamil dan Atalia sudah ditunjukkan oleh keluarga besar dan pemerintah. Keluarga berperan memberikan informasi yang jernih lewat kebijakan satu pintu dan pemerintah memberikan perpanjangan izin bagi Ridwan Kamil di luar negeri.

"Sehingga dengan cara ini Kang Emil dan keluarga di sana bisa tenang, mereka bisa mendapat informasi langsung dari Tim SAR yang masih melakukan pencarian. Dan ini membuat mereka bisa mengukur kemungkinan buruk dan baik," jelas Dinda.

Dia mengatakan musibah hilangnya Eril di Sungai Aare, Bern adalah peristiwa traumatik karena kejadian yang bersifat tiba-tiba dan luar biasa. Namun jika ruang dan suasana positif itu dihadirkan publik dan keluarga, maka akan membuat Ridwan Kamil dan istri serta anak lebih nyaman dan lepas dari trauma.

"Selama ini kita biasanya melihat Kang Emil, Bu Atalia aktif di media sosial, sekarang dibatasi. Adiknya menutup Instagram, ini normal. Hal ini sangat berat untuk mereka dan bukan hal yang mudah. Mereka butuh waktu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement