Jumat 03 Jun 2022 14:32 WIB

Stok Hewan Ternak di Bantul Turun 30 Persen

Stok hewan ternak di Bantul turun 30 persen imbas dari PMK.

Red: Nora Azizah
Stok hewan ternak di Bantul turun 30 persen imbas dari PMK.
Foto: Prayogi/Republika.
Stok hewan ternak di Bantul turun 30 persen imbas dari PMK.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan bahwa stok ternak di pasar hewan daerah itu turun hingga 30 persen imbas penutupan pasar hewan di luar daerah karena temuan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak. "Ternak di Bantul kebanyakan dari luar Bantul, tapi karena pasar hewan luar Bantul ditutup mereka tidak membeli. Makanya di pasar hewan Imogiri Bantul kemarin itu di pasaran turun 30 persen, baik sapi dan kambing," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo di Bantul, Jumat (3/6/2022).

Menurut dia, penurunan ketersediaan hewan ternak pada pasaran terakhir itu menyusul penutupan pasar hewan di Gunung Kidul, DIY, dan pasar hewan di Magelang Jawa Tengah karena temuan kasus PMK, meski begitu di pasar hewan Imogiri Bantul tidak ditutup. "Di pasar hewan Imogiri sebelum adanya PMK, stok sapi mencapai 700 ekor sekali pasaran, kemudian kambing, domba sekitar 700 sampai 800 ekor, tapi kemarin ini karena ada PMK lebih kurang 30 persen penurunannya," katanya.

Baca Juga

Dia mengatakan, karena penurunan ketersediaan ternak di pasaran, juga berdampak pada stok daging segar di pasar tradisional Bantul, karena para jagal sapi atau pengusaha daging tidak melakukan pemotongan hewan akibat sulit mendapat suplai hewan. "Kami dengan polres sudah komunikasi ternyata di Pasar Beringharjo dan Giwangan Yogyakarta untuk ketersediaan daging juga berkurang, karena memang kebutuhan daging DIY itu 70 persen dari Bantul, kita di Bantul ada 34 jagal sapi yang setiap hari potong," katanya.

Dia mengatakan, dalam kondisi normal, setiap hari setidaknya ada 34 sapi yang dipotong di sentra pemotongan hewan Bantul, akan tetapi dalam beberapa hari terakhir, jagal tidak melakukan pemotongan hewan, sehingga tidak ada pasokan daging ke pedagang. "Kalau RPH (Rumah Potong Hewan) kita buka terus, cuma jagal tidak potong, kemarin malam saya muter belum ada pemotongan, kalau untuk besok tidak tahu, tunggu perkembangan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement