Jumat 03 Jun 2022 15:49 WIB

Selama Mei, Jabar Alami Gempa Bumi Sebanyak 64 Kali

BMKG mencatat gempa bumi di Jawa Barat ada sebanyak 64 kali selama Mei.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah warga mengikuti simulasi penanggulangan bencana gempa bumi sesar lembang di Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. BMKG mencatat gempa bumi di Jawa Barat ada sebanyak 64 kali selama Mei.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah warga mengikuti simulasi penanggulangan bencana gempa bumi sesar lembang di Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. BMKG mencatat gempa bumi di Jawa Barat ada sebanyak 64 kali selama Mei.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung mencatat telah terjadi 64 kali gempa bumi di wilayah Jawa Barat pada bulan Mei. Sebanyak 39 kali gempa bumi terjadi di wilayah laut.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan 39 kejadian gempa bumi terjadi di laut dan tersebar di selatan pulau Jawa akibat dari subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia. 18 gempa bumi terjadi di darat dengan kedalaman dangkal sebagai aktivitas sesar lokal.

Baca Juga

"Tujuh gempa bumi lainnya terjadi juga di darat namun diakibatkan dari adanya subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia," ujar Teguh melalui keterangan resmi, Jumat (3/6/2022).

Ia menuturkan peristiwa gempa bumi terjadi dengan kedalaman yang bervariasi pada rentang 2 hingga 228 km. Untuk magnitudo gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 4,6 dan magnitudo terkecil tercatat adalah 1,4.

"Sepanjang Mei 2022 terdapat dua kali kejadian gempa bumi dirasakan," katanya.

Salah satunya gempa bumi dengan magnitudo terbesar pada 9 Mei 2022 di wilayah Pangandaran, Jawa Barat. Gempa berkekuatan sebesar M 4,6 dan dirasakan di daerah Garut serta di daerah kota Banjar.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia," ujar dia.

"BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Serta menghindari bangunan-bangunan retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement