REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi (EP), penyakit misterius pada delapan warga Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan mengarah pada penyakit Chikungunya. Sebelumnya, muncul dugaan delapan warga tersebut terpapar virus yang berasal dari tikus.
"Kami melakukan kewaspadaan dini dengan pemeriksaan laboratorium dari tikus, karena ada laporan dari warga kalau di sana ada 8 orang yang kena, ternyata pas tim kami turun melakukan penyelidikan epidemiologi, kecenderungan gejalanya ke Chikungunya," ujar Maxi di Kantor Kementerian Kesehatan RI , Jumat (3/6/2022).
Maxi menuturkan, sebagian besar warga mengalami gejala yang sama, seperti bintik merah pada kulit dan kaki, nyeri badan serta demam. Kedelapan warga tersebut juga sembuh dalam waktu satu pekan.
Temuan kasus ini bermula saat salah satu warga terjangkit pada pertengahan April 2022, Puskesmas menyatakan korban sembuh pada Mei 2022. "Jadi sepekan sudah sembuh dan ini tanda-tanda dari Chikungunya," ujar dia.
Namun, lanjut Maxi, pihaknya masih akan tetap menunggu hasil laboratorium tikus di daerah tersebut. Diketahui, delapan warga yang terpapar merupakan warga Kelurahan Cipete Selatan.
Kemunculan kasus chikungunya hampir bersamaan dengan merebaknya demam berdarah dengue (DBD). Chikungunya tidak menular dari manusia ke manusia. Timbulnya penyakit ini sama seperti DBD. Penularannya lewat gigitan nyamuk.
Karena itu, warga diminta tetap waspada agar Chikungunya dan DBD tak merebak dengan memastikan lingkungan tetap bersih dan tak ada potensi perkembangbiakan nyamuk.
"Jadi sistem kewaspadaan dini kita memang di musim penghujan apalagi panas hujan, itu memang kewaspadaan kita pada penyakit demam berdarah," tutur Maxi.