Jumat 03 Jun 2022 16:21 WIB

Lagi, Penembakan Massal di AS, Tiga Orang Tewas di Iowa

Penembakan terjadi tak lama setelah Presiden AS sampaikan pentingnya UU senjata api.

Pasukan dari Patroli Negara Bagian Iowa berdiri di luar Gereja Cornerstone setelah penembakan pada Kamis, 2 Juni 2022 di Ames, Iowa. Dua orang dan seorang penembak tewas Kamis malam dalam penembakan di luar sebuah gereja di Ames, kata pihak berwenang.
Foto: Nirmalendu Majumdar/The Des Moines Register v
Pasukan dari Patroli Negara Bagian Iowa berdiri di luar Gereja Cornerstone setelah penembakan pada Kamis, 2 Juni 2022 di Ames, Iowa. Dua orang dan seorang penembak tewas Kamis malam dalam penembakan di luar sebuah gereja di Ames, kata pihak berwenang.

REPUBLIKA.CO.ID, IOWA -- Seorang pria melancarkan tembakan hingga menewaskan dua perempuan di tempat parkir sebuah gereja di Negara Bagian Iowa, Amerika Serikat, Kamis (2/6/2022). Usai melakukan aksinya, ia kemudian menembak dirinya sendiri, kata kepolisian.

Penembakan Iowa terjadi tak lama setelah Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato penting soal kekerasan bersenjata api pascapenembakan massal di Buffalo, New York, di Uvalde, Texas, serta di Tulsa, Oklahoma, dalam beberapa pekan terakhir ini. Sementara itu, pada Kamis juga terjadi satu penembakan lainnya hingga melukai dua orang yang sedang menghadiri sebuah upacara pemakaman di Racine, Wisconsin.

Baca Juga

Penembakan Iowa terjadi di luar Gereja Cornerstone, sebuah gereja Kristen fundamentalis di bagian timur Kota Ames, saat suatu kegiatan berlangsung, kata Nicholas Lennie, wakil kepala kantor Sherif Story County. Ketika para petugas tiba di lokasi kejadian, mereka mendapati tiga orang dalam keadaan tak bernyawa, kata Lennie.

Lennie menambahkan bahwa dirinya tidak bisa memberikan keterangan soal hubungan di antara ketiga orang yang meninggal tersebut. "Kejadian ini tampaknya merupakan insiden tunggal, oleh satu penembak," ujarnya.

Beberapa saat sebelumnya, Presiden Biden mendesak Kongres agar melarang kepemilikan senjata serbu, memperketat pemeriksaan, serta menerapkan pengendalian senjata guna menangani permasalahan penembakan massal.

"Cukup sudah!" Biden menegaskan.

Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir ini diguncang dengan serentetan penembakan massal, yang menewaskan 10 warga kulit hitam di New York bagian utara. Selain itu, penembakan massal juga menewaskan 19 anak dan dua guru di Texas serta dua dokter, satu resepsionis, dan satu pasien di Oklahoma.

Di Racine, Wisconsin, pada Kamis, beberapa tembakan dilancarkan ke arah sekelompok orang yang sedang menghadiri pemakaman hingga mencederai dua orang, kata pejabat kepolisian Racine, Sersan Kristi Wilcox, kepada para wartawan.

Satu korban dirawat di sebuah rumah sakit setempat dan sudah dipulangkan, sementara satu lainnya diterbangkan ke sebuah rumah sakit di Milwaukee, tampaknya mengalami luka parah, kata Wilcox. Belum ada tersangka yang ditangkap setelah penembakan di Racine itu.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement