Sabtu 04 Jun 2022 19:07 WIB

Suhu Arab Saudi Capai 45 Derajat Celsius, Jamaah Haji Diminta Perbanyak Minum

Calon jamaah haji diminta perbanyak minum meski tidak merasa haus.

Red: Nora Azizah
Calon jamaah haji saat bersiap menaiki pesawat di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (4/6/2022).  Sebanyak 393 jamaah haji kloter pertama asal DKI Jakarta mulai diberangkatkan ke Madinah, Arab Saudi melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang  Banten. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Calon jamaah haji saat bersiap menaiki pesawat di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (4/6/2022). Sebanyak 393 jamaah haji kloter pertama asal DKI Jakarta mulai diberangkatkan ke Madinah, Arab Saudi melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menyarankan jamaah calon haji untuk memperbanyak minum guna mencegah dari dehidrasi mengingat suhu di Arab Saudi panas dan bisa mencapai 45 derajat. "Jadi jamaah kita sarankan sering minum air, jangan tunggu haus. Karena kalau haus kemungkinan akan dehidrasi duluan," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylana di Jakarta, Sabtu (4/6/2022).

Budi mengatakan, cuaca di Arab Saudi saat ini tergolong ekstrem. Kelembaban di Madinah mencapai empat persen atau jauh jika dibandingkan dengan di Indonesia yang mencapai 91 persen. Dengan kelembaban yang rendah ditambah suhu bisa mencapai 45 derajat maka kemungkinan terkena heatstroke sangat tinggi.

Baca Juga

"Artinya sangat kering di Arab Saudi," kata dia.

Ia mencontohkan, saat dirinya beraktivitas lari sejauh lima kilometer dalam waktu 30 menit, nyaris tak ada keringat yang menetes atau membasahi bajunya. Artinya, penguapan di Arab Saudi sangat tinggi.

"Nah itu lah yang menyebabkan jamaah di sana sering tidak merasa dehidrasi padahal dia dehidrasi. Jadi harus minum air," kata dia.

Guna mencegah heatstroke, para petugas kesehatan haji akan rutin mengingatkan jamaah calon haji untuk siap sedia air minum serta mempersiapkan minuman beroralit sebagai pemenuhan mineral. "Jadi jamaah itu bukan hanya waterloss tapi juga mineral loss. Mineral itu kalium, natrium seperti itu, jadi banyak minum. Kelembapan rendah mesti pakai sunblock takutnya kulit kering kemudian luka. Pakai pelembab bibir, kalau enggak itu akan kering sekali," kata dia.

Adapun bagi mereka yang memiliki komorbid, Kementerian Kesehatan akan membagikan sebanyak 3.000 wristband khusus kepada jamaah calon haji dengan risiko tinggi (risti). "Dari 100.051 calon haji, 3.000 jamaah yang ristinya berat yang akan dipasangkan wristband," kata Budi.

Wristband berbentuk seperti smartwatch, dipakai di pergelangan tangan dan terhubung dengan aplikasi TeleJemaah pada ponsel pintar milik jamaah calon haji. Pada wristband terdapat data kondisi kesehatan jamaah haji yang didapat melalui infra merah.

Data itu terhubung ke TeleJemaah dan TelePetugas secara otomatis. Pemantauan terhadap indikator kesehatan tersebut menjadi parameter dalam pemeriksaan kesehatan secara rutin.

"Jadi kalau vital sign naik, misalnya saturasi oksigen turun, akan ada komunikasi dengan petugas yang terdekat langsung respon," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement