Sabtu 04 Jun 2022 23:59 WIB

KIB Diklaim untuk Mencegah Munculnya Politik Identitas

Koalisi Indonesia Bersatu masih terbuka soal capres

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Nashih Nashrullah
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar Silaturahim Nasional di Plataran Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6/2022). Koalisi ini diklaim untuk mencegah politik identitas.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar Silaturahim Nasional di Plataran Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6/2022). Koalisi ini diklaim untuk mencegah politik identitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar SIlaturahim Nasional.

Forum tersebut bertujuan untuk menyatukan pandangan dan membentuk kerja sama untuk Indonesia yang lebih baik di masa depan.Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia sudah jengah dengan polarisasi yang terjadi dalam satu dekade terakhir. Hal tersebut disebabkan oleh pertarungan politik yang mengorbankan keadaban dan demokrasi.

Baca Juga

"Masyarakat sudah bosan dengan narasi perpecahan dan provokasi, mereka mendambakan persatuan, agar energi bangsa bisa kita curahkan untuk pikiran-pikiran dan kerja nyata memajukan Indonesia. Inilah semangat yang mendasari bersatunya Partai Amanat Nasional, Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan dalam Koalisi Indonesia Bersatu," ujar Zulkifli dalam pidatonya di Plataran Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6/2022).

Koalisi Indonesia Bersatu, jelas Zulkifli, mendorong agar pemilihan umum (Pemilu) yang akan datang bisa diikuti oleh sekurangnya tiga pasangan calon presiden (capres). Semangat besarnya adalah menghindari polarisasi dan perpecahan.

"Disinari matahari yang selalu memberi kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan, sesuai spirit utama PAN. Tentunya dilandasi akhlak politik yang dipandu oleh nilai-nilai agama," ujar Zulkifli.

Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa menjelaskan bahwa pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu sejak awal bertujuan untuk membangun peradaban demokrasi.

Hal tersebut harus diwujudkan melalui budaya politik yang menghargai kecerdasan rakyat.Kecerdasan rakyat dalam demokrasi akan menjadi kecerdasan kolektif yang harus terus diasah. Hasilnya akan efektif dalam membangun peradaban demokrasi yang mensejahterakan dan berkeadilan.

"Dengan demikian, hubungan dengan rakyat atau pemilih dengan partai politik yang hadir harus menjadi hubungan yang rasional dan impersonal," ujar Suharso.

Adapun Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa membangun politik persatuan harus dimulai dari sekarang. Kesepahaman harus dilakukan sejak jauh hari, agar Koalisi Indonesia Bersatu dapat melangkah ke depan dengan satu irama dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia.

Pembentukan koalisi tidak bisa dilakukan dalam suasana keterpaksaan atau keterdesakan. Kebersamaan politik harus dimulai lewat silaturahim dan komunikasi yang intensif, seperti yang dilakukan oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP dalam SIlaturahim Nasional.

"Dari berbagai pandangan dan pengalaman, kita harus satukan untuk tujuan yang sama menuju Indonesia yang maju," ujar Airlangga.

Koalisi Indonesia Bersatu juga memiliki komitmen untuk mendukung, mengawal, dan menyukseskan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kerja sama dalam pemerintahan tersebut juga dilakukan bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerindra, dan Partai Nasdem.

"Kami  menyadari, membangun bangsa tidak dapat dilakukan oleh satu golongan atau sendiri-sendiri. Membangun bangsa memerlukan sinergi, kerja sama dan kolaborasi," ujar Menteri Koordinator Perekonomian itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement