Rabu 08 Jun 2022 04:34 WIB

Bahan Khutbah Jumat: Buah dari Takwa kepada Allah

Bahan Khutbah Jumat: Buah Dari Takwa Kepada Allah

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Buah Dari Takwa Kepada Allah - Suara Muhammadiyah
Buah Dari Takwa Kepada Allah - Suara Muhammadiyah

Oleh : Miftahulhaq

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله الذى  أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره المشركون أشهد أن لا إله غلا الله الواحد الصمد إياه نعبد وإياه نستعين ,اشهد أن محمدا عبده ورسوله بشيرا ونذيرا وداعيا إلى الله بإذنه وسراجا منيراز أما بعد: فيا أيها المسلمون رحمكم الله  أصيكم  بنفسى  بتقوى الله  فقد فاز فوزا عظيما. فقد قال الله سبحانه وتعالى فى كتابه العزيز: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah,

Komitmen untuk bertakwa adalah komitmen yang harus selalu kita jaga dan pelihara. Bertakwa merupakan perintah yang diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman. Karenanya, bagi orang-orang yang beriman memiliki komitmen untuk bertakwa merupakan keniscayaan mutlak yang harus dijaganya sampai akhir hayat. Makna takwa yang populer adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Pengertian ini mengandung pemahaman bahwa takwa harus diaplikasikan dalam dua hal, yaitu menepati aturan Allah dan menjauhkan diri dari larangan-Nya. Sehingga tidak bisa kita mengatakan “saya telah menegakkan shalat”, setelah itu berbuat maksiat kembali. “Saya telah menunaikan ibadah haji”, tapi sekembali dari tanah suci masih senang dengan kedzaliman, dan lain sebagainya. Pendek kata, komitmen takwa adalah komitmen untuk melaksanakan segala perintah Allah dan secara bersamaan berkomitmen pula untuk meninggalkan segala larangan-Nya.

Takwa pada hakekatnya adalah integrasi antara iman, islam, dan ihsan. Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 177:

۞لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ١٧٧

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Ayat ini jelas menunjukkan kepada kita bahwa menjadi orang bertakwa itu harus mampu melakukan sebuah kebajikan (al-birr) berupa iman, yaitu iman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, kitab-kitab dan juga para Nabi. Pada saat bersamaan kita juga harus selalu mendirikan sholat dan menunaikan zakat sebagai perwujudan rukun Islam, dan senantiasa berbuat ihsan dengan mendermakan harta yang dicintainya, menepati janji dan perilaku sabar. Orang yang bertakwa dengan demikian adalah orang yang dalam waktu bersamaan menjadi mukmin, muslim, dan muhsin.

Dalam surat Ali Imran ayat 102, Allah memerintahkan kepada kita supaya bertakwa kepada Allah dengan semaksimal mungkin, yaitu dengan mengerahkan semua potensi yang kita miliki. Cara bertakwa secara maksimal adalah dengan melakukan islamisasi seluruh aspek dan ruang lingkup kehidupan (islamiyah al-hayah), karena bagaimana mungkin seseorang akan mati dalam keadaan muslim kalau dia tidak selalu menjadi muslim sepanjang hidupnya. Dengan kata lain, seluruh proses hidup kita, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, tempat kerja, kehidupan bertetangga, bermasyarakat bahkan bernegara, harus didasarkan pada ajaran-ajaran Islam sebagai perwujudan melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Rasulullah SAW juga mengingatkan kepada kita agar menjaga komitmen takwa kapan dan di mana saja, ketika bertemu dengan siapa saja, serta dalam situasi apa saja yang dihadapinya. Rasulullah SAW bersabda:

اِتْقِ الله حَيْثُمَا كُنْتَ (رواه الترمذى)

“Bertakwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada”   

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Apabila komitmen takwa ini menjadi bagian dari cara hidup kita, maka insya Allah akan banyak keutamaan yang dapat kita raih dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam kehidupan akhrit, orang yang paling bertakwa akan mendapat kemuliaan di sisi Allah dan Rasulullah saw. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw:

اِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِىَ الْمُتَّقُوْنَ مَنْ كَانُوا وَحَيْثُ كَانُوا (رواه أحمد)

“Sesungguhnya seutama-utama manusia denganku adalah orang-orang yang bertakwa, siapaun dan bagaimanapun keadaan mereka” (HR Ahmad)

Sedangkan dalam kehidupan dunia, komitmen takwa akan menjadikan pemiliknya memiliki keutamaan di antaranya berikut ini:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَتَّقُواْ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّكُمۡ فُرۡقَانٗا وَيُكَفِّرۡ عَنكُمۡ سَيِّ‍َٔاتِكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ ٢٩

“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”

…وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ… ٣

“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya…”

…ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مِنۡ أَمۡرِهِۦ يُسۡرٗا ٤

“…Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ٩٦

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”

Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah,

Demikianlah janji Allah kepada kita. Apabila kita memiliki sikap takwa dalam menjalani kehidupan ini maka Allah akan memberikan keutamaan-keutamaan yang merupakan buah dari ketakwaan kita kepada-Nya. Akhirnya marilah kita berupaya semaksimal mungkin, dengan seluruh potensi yang kita miliki untuk memelihara dan mewujudkan sikap takwa kita dalam kehidupan sehari-hari.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم

وسارعوا إلى مغفرة من ربكم  وجنة عرضها السموات والأرض أعدت للمتقين

بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإياكم من الآيات والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم إله هو الغفور الرحيم.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Komitmen takwa kepada Allah SwT hanyalah diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku takwa akan mudah kita raih kalau kita memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SwT. Ketakwaan kepada Allah merupakan bagian dari konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya. Iman tanpa diiringi perilaku takwa, yaitu berupa ihsan, maka sesungguhnya keimanan tersebut tidak sempurna adanya. Oleh karena itu, marilah terus kita pelihara dan perkuat iman kita, dan selanjutnya diwujudkan dengan ketakwaan kita yang semaksimal mungkin, sesuai batas kemampuan yang kita miliki.

Akhirnya, marilah kita berdo’a kepada Allah, dengan penuh ketundukkan dan kekhusyu’an hati, agar kita senantiasa mendapatkan ampunan, hidayah dan bimbingan-Nya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ  اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آله إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

Dosen AIK UMY dan Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement