Ahad 05 Jun 2022 06:46 WIB

Survei: 43 Persen Publik Belum Tahu Pemilu Digelar 14 Februari 2024

43 persen calon pemilih belum mengetahui Pemilu 2024 digelar 14 Februari 2022

Pemilu 2024 digelar 14 Februari 2024.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pemilu 2024 digelar 14 Februari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei terbaru pada Mei 2022. Hasilnya sebanyak 43 persen calon pemilih belum mengetahui Pemilu 2024 digelar 14 Februari 2024.

"Jumlah tersebut terbilang sangat besar sehingga ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera direspon pemerintah dan penyelenggara pemilu," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, dalam keterangannya, Sabtu (4/6).

Selain itu survei juga menunjukkan 74 persen responden setuju jika Pemilu dan Pilpres diselenggarakan pada 14 Februari 2024. Sedangkan yang sangat tidak setuju hanya 18 persen dan yang tidak setuju sebesar 8 persen.

Dedi menambahkan, survei juga menemukan bahwa publik masih menjadikan televisi sebagai sumber informasi politik. Sebesar 36 persen publik menggantungkan sumber informasi politik dari televisi.

Sementara surat kabar hanya dijadikan referensi oleh 7 persen publik. Masyarakat yang masih menjadikan radio sebagai sumber informasi politik sebesar 11 persen, media sosial 23 persen. Lalu media pemberitaan online 13 persen, media luar ruang 2 persen, sementara 8 persen masih mengandalkan tokoh masyarakat sebagai sumber informasi.

Menurut Dedi, kondisi itu membuktikan jika konsumen media konvensional masih cukup kuat, karena media sosial dan online yang selama ini terkesan menguasai informasi tidak juga mendapatkan persepsi dominan.

"Media massa dalam catatan IPO masih cukup diminati, terutama soal kepastian kebenaran informasi yang disampaikan, sehingga ini memicu konsumen media untuk tetap bertahan pada publikasi-publikasi media massa yang ada, bahkan Radio sekalipun terbukti masih lebih unggul dari surat kabar," ucapnya.

Survei tersebut dilaksanakan pada  23-28 Mei 2022. Survei dilakukan dengan  teknik wawancara penelitian hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden, dan sambungan telepon.

Total keseluruhan responden sebanyak 1.200 responden. Pengambilan sample survei tersebut menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), dengan margin of error sebesar 2.90 persen, dan tingkat akurasi data 95 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement