Ahad 05 Jun 2022 09:59 WIB

China Cegat Pesawat Pengintai Australia di Laut China Selatan

pesawat pengintai Angkatan Udara Australia dicegat oleh sebuah pesawat tempur China

Rep: Rizky Jaramaya / Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Sebuah pesawat pengintai Angkatan Udara Australia dicegat oleh sebuah pesawat tempur China di wilayah Laut China Selatan (LCS) pada Mei.
Foto: EPA-EFE/TAIWAN MINISTRY OF DEFENSE
Sebuah pesawat pengintai Angkatan Udara Australia dicegat oleh sebuah pesawat tempur China di wilayah Laut China Selatan (LCS) pada Mei.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sebuah pesawat pengintai Angkatan Udara Australia dicegat oleh sebuah pesawat tempur China di wilayah Laut China Selatan (LCS) pada Mei. Departemen Pertahanan Australia pada Ahad (5/6/2022) mengatakan, pesawat pengintai maritim P-8 RAAF dicegat oleh pesawat tempur J-16 China selama aktivitas pengawasan maritim rutin di wilayah udara internasional di kawasan Laut China Selatan pada 26 Mei.

"Pencegatan itu menghasilkan manuver berbahaya yang menimbulkan ancaman keselamatan bagi pesawat P-8 dan awaknya," kata pernyataan Departemen Pertahanan Australia.

Departemen Pertahanan mengatakan, pemerintah Australia telah menyampaikan keprihatinannya tentang insiden itu kepada pemerintah China. Kedutaan China di Australia tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait insiden tersebut.

Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles mengatakan, jet China terbang sangat dekat di depan pesawat RAAF dan melepaskan seikat sekam yang berisi potongan-potongan kecil aluminium yang tertelan ke dalam mesin pesawat Australia.  "Jelas ini sangat berbahaya," kata Marles kepada televisi ABC.

Australia sebelumnya menyatakan bahwa, klaim China di sekitar pulau-pulau yang diperebutkan di Laut China Selatan tidak sesuai dengan hukum internasional. Departemen Pertahanan selama beberapa dekade telah melakukan pengawasan maritim di kawasan itu sesuai dengan hukum internasional. Termasuk melaksanakan hak atas kebebasan navigasi dan penerbangan di perairan dan wilayah udara internasional.

Hubungan antara Australia dan China baru-baru ini tegang karena pengaruh Beijing yang berkembang di Pasifik. Terutama setelah China mencari kesepakatan keamanan regional dengan negara-negara Kepulauan Pasifik.

Selain itu, pada Mei sebuah kapal intelijen China berhasil dilacak di lepas pantai barat Australia dalam jarak 50 mil laut dari fasilitas pertahanan sensitif. Fasilitas pertahanan itu digunakan oleh kapal selam Australia, Amerika Serikat, dan sekutu.  Pada Februari, China dan Australia saling bertikai. Ketika itu, Australia mengatakan salah satu pesawat patroli maritimnya mendeteksi laser yang diarahkan padanya dari kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement