REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banyak umat Islam yang bertanya-tanya mengenai mulainya shaf dalam sholat berjamaah. Apakah shaf sholat harus dimulai dari kanan atau justru dari belakang imam?
Dan juga apakah disyariatkan untuk menyeimbangkan sisi kanan dan kiri, sehingga banyak imam yang mengatakan seimbangkan barisan sebagaimana yang banyak dilakukan ulama?
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab Fikih Sholat menjelaskan, sesungguhnya shaf dimulai dari tengah di belakang imam. Dan sebaiknya, menurut Ibnu Qayyim, tidak membuat shaf baru sebelum shaf yang pertama penuh dan tidak mengapa apabila shaf di sisi kanan lebih banyak dari sisi kita.
Bahkan memerintahkan hal tersebut dinilai sunnah. Yang terpenting jangan membuat barisan kedua kecuali jika barisan pertama memang telah penuh terisi oleh para jamaah sholat.
Demikian juga barisan ketiga, kecuali jika barisan kedua telah penuh. Begitu seterusnya pada barisan berikutnya. Karena itu sesungguhnya, menurut Ibnu Qayyim, merupakan ketetapan Nabi Muhammad SAW. Hal ini sebagaimana hadits riwayat dari Abu Hurairah RA yang dinukilkan Imam Abu Dawud:
وَسِّطُوا الِإمَامَ وسُدُّوا الخلَلَ “Posisikan imam ditengah, dan tutuplah celah (shaf).”
Keutamaan sholat jamaah
Sholat lima waktu merupakan ibadah yang wajib dikerjakan oleh semua umat Islam. Terdapat sejumlah keutamaan yang dapat diraih setiap Muslim yang menunaikannya. Terdapat sejumlah hadits tentang keutamaan sholat berjamaah.
Pertama, sholat berjamaah 27 derajat lebih baik. Dari Abdullah Ibnu Umar, Rasulullah ﷺ bersabda:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً "Sholat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian.” (HR Bukhari).
Kedua,pergi ke masjid untuk sholat wajib akan mendapatkan pahala yang besar. Pahala akan dihitung berdasarkan jarak yang ditempuh. Demikian mereka yang menunggu sholat lima waktu dari satu ke lainnya dengan ibadah akan diganjar pahala.
عَنْ أَبِي مُوسَى، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: "إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى، فَأَبْعَدُهُمْ، وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمَ أَجْرًا مِنَ الَّذِي يُصَلِّيَهَا ثُمَّ يَنَامُ" وَفِي رِوَايَةِ أَبِي كُرَيْبٍ: "حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ فِي جَمَاعَةٍ"
Dari Abu Musa RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, 'Manusia paling besar pahalanya dalam sholat adalah yang paling jauh perjalanannya, lalu yang selanjutnya, dan seseorang yang menunggu sholat hingga melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang melakukannya kemudian tidur.' Dan dalam suatu periwayatan Abu Kuraib disebutkan; 'Hingga dia tunaikan sholat bersama imam secara berjamaah.'"
Ketiga, disiapkan tempat di surga
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ، أَوْ رَاحَ، أَعَدَّ اللهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ نُزُلًا، كُلَّمَا غَدَا، أَوْ رَاحَ
"Barang siapa pergi ke masjid pada awal dan akhir siang, maka Allah akan menyiapkan baginya tempat dan hidangan di surga setiap kali dia pergi." (HR Bukhari dan Muslim).