Ahad 05 Jun 2022 16:00 WIB

Ada Oknum Polisi Saat Anak Komut Bank Jatim Dianiaya, Ini Kata Kapolres Sleman

Korban diduga terlibat adu mulut atau cekcok dengan pengunjung lain.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus raharjo
Kapolres Sleman Imam Rifai (ketiga kiri) bersama Satgas Pangan Polres Sleman melakukan pemeriksaan distribusi minyak goreng kemasan di gudang distributor sembako, Sleman, Yogyakarta, Jumat (18/3/2022). Inspeksi yang dilakukan oleh Satgas Pangan Polres Sleman ini untuk memastikan ketersediaan stok dan distribusi minyak goreng di Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Kapolres Sleman Imam Rifai (ketiga kiri) bersama Satgas Pangan Polres Sleman melakukan pemeriksaan distribusi minyak goreng kemasan di gudang distributor sembako, Sleman, Yogyakarta, Jumat (18/3/2022). Inspeksi yang dilakukan oleh Satgas Pangan Polres Sleman ini untuk memastikan ketersediaan stok dan distribusi minyak goreng di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kapolres Sleman, AKBP Ach Imam Rifai mengatakan, sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan atas penganiayaan yang menimpa Bryan Yoga Kusuma. Bryan diduga menjadi korban penganiayaan di Cafe Holywings Yogya, Sabtu (4/6/2022) dini hari.

Korban yang bernama Bryan Yoga Kusuma itu sendiri merupakan anak dari Komisaris Utama (Komut) Bank Jatim, Suprajarto. Ia menerangkan, sampai saat ini Reskrim Polres Sleman telah melakukan pengecekan terhadap korban di IGD RSUD Sleman.

Baca Juga

"Pelaku dalam lidik," kata Imam kepada Republika.co.id, Ahad (5/6/2022).

Imam menerangkan, untuk kronologi kejadian berdasarkan keterangan dari saksi-saksi sebelumnya pada Sabtu dini hari korban berada di Cafe Holywings Yogya. Setelah itu, korban terlibat adu mulut atau cekcok dengan pengunjung lain.

Kejadian itu mengakibatkan perkelahian dan pengeroyokan terhadap korban di depan Cafe Holywings Yogya. Imam menekankan, oleh security pihak Cafe Holywings Yogya korban diamankan dan dibawa ke piket Reskrim Polres Sleman bersama saksi Albert.

Saat ini, Imam menekankan, korban masih dalam penanganan dokter di RSUD Sleman dan belum bisa memberikan keterangan. Menurut Imam, saat diamankan piket reskrim korban melarikan diri ke arah luar Polres Sleman dan sempat tertabrak mobil.

"Terkait adanya dugaan pemukulan terhadap korban oleh anggota Polisi telah dilakukan pemeriksaan Propam Polda," ujar Imam.

Keterangan sementara yang didapat Imam memang sedikit berbeda dengan perwakilan keluarga korban, Anung Prajotho. Sebab, Anung menyampaikan, Bryan dihajar kurang lebih selama satu jam oleh sekitar 20 orang, dan ada oknum Polisi yang terlibat.

Selain itu, lanjut Anung, ketika berada di Reskrim Polres Sleman, Bryan terus mendapatkan penyiksaan dan pemukulan. Karenanya, Albert meminta pertolongan dari Polisi lain yang ada di Polres Sleman, namun hanya dilihat dan tidak ditolong.

Maka itu, keluarga menyayangkan tidak adanya Polisi yang memberikan pertolongan, baik saat di tempat parkir Cafe Holywings Yogya maupun di Reskrim Polres Sleman. Termasuk, tidak ada Polisi yang memberitahukan peristiwa ini kepada keluarga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement