Ahad 05 Jun 2022 17:04 WIB

PLN Bangun Puluhan SPKLU di Destinasi Wisata

SPKLU ini jadi ajang sosialisasi akan pentingnya beralih ke kendaraan listrik.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). PT PLN (Persero) menyatakan telah membangun 27 unit stasiun pengisian daya baterai kendaraan listrik umum atau SPKLU di sejumlah destinasi wisata untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata ramah lingkungan.
Foto: ANTARA/Fauzan
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). PT PLN (Persero) menyatakan telah membangun 27 unit stasiun pengisian daya baterai kendaraan listrik umum atau SPKLU di sejumlah destinasi wisata untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata ramah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) menyatakan telah membangun 27 unit stasiun pengisian daya baterai kendaraan listrik umum atau SPKLU di sejumlah destinasi wisata untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata ramah lingkungan.

Direktur Bisnis PLN Regional Jawa, Madura, dan Bali PLN Haryanto WS mengatakan, ada lima destinasi wisata unggulan yang menjadi lokasi penempatan SPKLU. Yakni kawasan Candi Borobudur, kawasan Candi Prambanan, Bali, Lombok, dan Labuan Bajo.

Baca Juga

"Kami siap mendukung green tourism di Indonesia dengan menyiapkan infrastruktur kelistrikan. Ini juga bisa menjadi ajang sosialisasi kepada masyarakat soal pentingnya beralih ke kendaraan listrik," kata Haryanto dalam keterangan di Jakarta, Ahad (5/6/2022).

PLN membangun banyak stasiun pengisian baterai kendaraan listrik sebagai bentuk dukungan perseroan untuk mempercepat transisi energi bersih di Indonesia. Haryanto menyampaikan, pembangunan SPKLU merupakan salah satu dukungan PLN dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik.

Menurut dia, penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan pariwisata yang menghubungkan titik-titik utama pariwisata. Seperti bandara, hotel, dan atraksi wisata yang diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi secara signifikan.

"Saat ini, kami sedang mempersiapkan jaringan SPKLU untuk mendukung kehadiran kendaraan listrik di beberapa destinasi wisata lainnya, yakni di Danau Toba, Likupang, dan Mandalika yang ditargetkan selesai pada Oktober 2022," ujar Haryanto.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melihat keberadaan SPKLU menjadi penting di masa depan. Sebab, akan ada pergeseran jenis transportasi dari berbahan bakar minyak menjadi bahan bakar listrik.

Ia mengklaim penggunaan listrik dalam sektor transportasi lebih banyak manfaat ketimbang bahan bakar minyak, seperti biaya dan kadar emisi. PLN siap memberikan pasokan listrik yang berlimpah dan berbasis energi bersih guna mendorong ekosistem kendaraan listrik ini masif di Indonesia.

"Sudah saatnya memang pergeseran dari energi fosil ke energi yang ramah lingkungan dan melimpah di Indonesia," kata Darmawan.

Selain SPKLU, PLN juga telah menyediakan layanan home charging dengan menghadirkan diskon sebesar 30 persen bagi pengisian daya di rumah pelanggan pada pukul 22.00 malam hingga 05.00 pagi. Perseroan juga telah mengembangkan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum atau SPBKLU untuk kendaraan roda dua.

Tak hanya itu saja, PLN juga sudah menyiapkan fitur electric vehicle yang tersedia dalam Aplikasi PLN Mobile. Melalui aplikasi itu masyarakat pemilik kendaraan listrik bisa langsung mengetahui lokasi SPKLU terdekat dan melakukan transaksi pengisian baterai dalam satu genggaman.

"Kemudahan dan layanan yang diberikan PLN ini tentu akan memudahkan masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik," ungkap Darmawan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement