Ahad 05 Jun 2022 17:23 WIB

Produksi Palawija di Lebak Capai 17.699 Ton

Produksi palawija menjadi andalan ekonomi petani kedua setelah tanaman pangan.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petani memanen sayur daun ubi jalar (ilustrasi). Produksi palawija di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dari Januari - Mei 2022 mencapai 17.699 ton dengan lahan tanam seluas 6.024 hektare dan panen 5.480 hektare.
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Petani memanen sayur daun ubi jalar (ilustrasi). Produksi palawija di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dari Januari - Mei 2022 mencapai 17.699 ton dengan lahan tanam seluas 6.024 hektare dan panen 5.480 hektare.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Produksi palawija di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dari Januari - Mei 2022 mencapai 17.699 ton dengan lahan tanam seluas 6.024 hektare dan panen 5.480 hektare.

"Kita meyakini produksi palawija itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani, " kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Ahad (5/6/2022).

Baca Juga

Petani mengembangkan tanaman palawija itu kebanyakan di lahan darat. Mereka petani lebih memilih lahan darat untuk mengembangkan tanaman palawija tersebut.

Produksi palawija dengan masa panen selama tiga bulan hingga sepuluh bulan. Mereka produksi palawija untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga juga dipasok ke luar daerah sesuai permintaan pasar.

Saat ini, produksi palawija juga menjadi andalan ekonomi petani kedua setelah tanaman pangan. "Kami mendorong petani terus meningkatkan produksi dan produktivitas dengan memperluas tanaman palawija," kata Rahmat menjelaskan.

Menurut dia, produksi tanaman palawija dari Januari - Mei 2022 tercatat 17.699 ton terdiri dari jagung sebanyak 6.247 ton, kacang tanah 117 ton, kacang hijau 7 ton, ubi kayu 10.685 ton dan ubi jalar 644 ton. Produksi palawija itu dapat menyumbangkan produksi pangan nasional juga mendongkrak pendapatan ekonomi petani.

Karena itu, Kementerian Pertanian setiap tahun memberikan bantuan benih tanaman palawija kepada petani untuk meningkatkan produksi pangan dan ekonomi. Selain itu juga bantuan pupuk dan sarana peralatan pertanian.

Penyaluran bantuan itu untuk memberikan motivasi para petani agar mampu mengembangkan produksi tanaman palawija, karena permintaan pasar relatif tinggi. "Banyak petani menggeluti usaha pertanian itu setelah produksi tanaman palawija menghasilkan uang," ungkap Rahmat.

Sementara itu, Daud (55 tahun) seorang petani mengaku setiap tiga bulan bisa memanen ubi jalar dari tanam seluas 5.000 meter. Dari panen ubi jalar itu, kata dia, dapat menghasilkan sebanyak dua ton dan dijual Rp 4.000 per Kg. "Jika diakumulasikan dari dua ton dengan harga Rp 4.000 per Kg maka menghasilkan pendapatan uang Rp 8 juta," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement