Warga Yogyakarta Aksi Cukur Gundul Dukung OTT KPK
Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Aksi cukur gundul yang dilakukan warga Kota Yogyakarta, Widodo, sebagai bentuk dukungan terhadap OTT KPK. | Foto: Muhammad Noor Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA –- Gelar operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kota Yogyakarta menjadi sorotan masyarakat. Sebagian anggota masyarakat pun mendukung penegakan hukum oleh KPK tersebut, salah satunya dari Komunitas Warga Berdaya.
Sebagai bentuk dukungan, seorang anggota komunitas itu, yakni Widodo, alias Dodok Putra Bangsa, lantas menggelar aksi cukur gundul di utara Balai Kota Yogyakarta. Sebelumnya, KPK menangkap sejumlah orang dalam OTT itu, di antaranya mantan wali kota Yogyakarta Haryadi Suyuti.
Menurut Dodok, bersihnya mahkota melambangkan pemimpin daerah yang menyejahterakan rakyat. "Rambut sendiri adalah simbol dari mahkota. Mahkota di Yogyakarta ini ya seperti kepala daerah, yaitu eks wali kota yang sudah tertangkap. Dalam mahkota, ada otak yang seharusnya digunakan secara betul untuk menyejahterakan rakyat, " tegas Dodok.
Dalam aksinya ini, Dodok juga melemparkan telur ke papan nama kantor Wali Kota Yogyakarta. Ia menegaskan, pecah telur ibarat keberhasilan OTT KPK terhadap eks kepala daerah dan pejabatnya.
"Ini jadi permulaan terungkapnya kasus korupsi di Yogyakarta. Kalau izin apartemen ada suap, 100 lebih izin hotel periode Haryadi juga perlu dilihat," ungkapnya.
Ia juga menduga kasus ini sudah terstruktur. Hal itu menilik dari keterlibatannya sejumlah pihak terkait kasus penangkapan OTT Haryadi.
Selain Haryadi, KPK juga menangkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta, Nur Widhihartana, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, Hari Setya Wacana, satu ASN berposisi kepala bidang di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.