REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebanyak 28 pemuda perwakilan dari Desa Kawalelo, Aransina, Hokeng Jaya, Hwa, Kabupaten Flores Timur dan Desa Lewoleba dan Tapobali, Kabupaten Lembata melakukan aksi penanaman pohon di area konservasi Desa Tapobali, Lembata. Kegiatan ini digagas sebagai bentuk kepedulian para pemuda terhadap lingkungan dan dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim.
Para pemuda ini merupakan local champions dari Koalisi Pangan Baik yang beranggotakan KEHATI, Yaspensel, Ayo Indonesia, Ayu Tani dan KRKP. Keterlibatan anak-anak muda dalam koalisi pangan baik ini merupakan bagian dari program VCA (Voices for Just Climate Action) yaitu, Memperkuat Suara untuk Aksi Iklim yang Program ini didukung oleh Yayasan Hivos.
Andika, perwakilan pemuda Desa Tapobali, mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan peringatan hari lingkungan hidup yang jatuh hari ini 5 Juni 2022. “kami, perwakilan pemuda dari enam desa, dua kabupaten melakukan kegiatan ini tidak hanya untuk memperingati hari lingkungan hidup namun juga ingin mengajak anak anak muda lainnya untuk lebih peduli lingkungan sekitar” katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (6/6).
Sementara itu, Cindy Soge, perwakilan dari Desa Hewa Mengatakan bahwa upaya pemulihan dan pelindungan kelestarian lingkungan sekitar sangat penting sekarang ditengah ancaman perubahan iklim yang terjadi.
“Kemarin kami melakukan sharing diantara enam desa dan semuanya mengatakan bahwa lingkungan kita sudah rusak, air makin sulit, ditambah lagi musim hujan makin pendek. Oleh karenanya kita perlu melakukan aksi nyata untuk mengurangi dampak itu,” ujarnya.
Sebelum melakukan kegiatan penanaman pohon, para pemuda ini sejak dua hari lalu berkumpul dan membangun mimpi dan merencanakan aksi Bersama memperbaiki lingkungan sebagai bagian dari upaya mengurangi dampak perubahan iklim. Para pemuda yang terlibat dalam kegiatan ini telah melakukan berbagai kegiatan peduli lingkungan di desa masing-masing.
“Selama ini kami sudah melakukan berbagai kegiatan di desa untuk menghijaukan Kembali lingkunga kami. Menanam bambu di sekitar mata air kami lakukan sejak beberapa bulan ini. Ini kami lakukan tanpa ada yang menyuruh karena kesadaran kami sendiri. Kami tidak ingin desa kami terus kering, susah air,” kata Yohanes Kada Boli Wakola, pemuda dari Desa Kawalelo.
Pada kegiatan peringatan hari lingkungan hidup ini perwakilan pemuda itu juga membacakan seruan yang ditujukan kepada pengambil kebijakan, anak muda dan semua pihak untuk segera mengambil Tindakan menyelamatkan lingkungan dan warga dari dampak perubahan iklim.
Ornis, perwakilan pemuda Desa Aransina mengatakan para pemuda menyerukan adanya upaya Bersama dan segera untuk memulihkan dan menjaga lingkungan dan hutan yang tersisa serta keanekaragaman hayati di dalamnya karena itu merupakan benteng terakhir dalam menghadapi perubahan iklim.
Selain itu juga penting untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat desa dari ancaman perubahan iklim dengan memberikan dukungan kebijakan, program dan pemanfaatan sumberdaya pangan lokal yang telah terbukti mampu bertahan di tengah deraan perubahan iklim.
“Tentu saja kami juga menyerukan kepada pengambil kebijakan dan para pihak untuk memberikan kesempatan kepada kami, anak muda, untuk terlibat dalam merencanakan masa depan yang lebih berkelanjutan dengan terlibat dalam perencanaan, pengambilan keputusan, kebijakan dan program pengurangan dampak perubahan iklim,” tambah Martalouisa Tolok, perwakilan Pemuda Desa Hokeng Jaya.