Senin 06 Jun 2022 17:38 WIB

Kadar Karbon Dioksida Mei 2022 Pecahkan Rekor Selama Jutaan Tahun

Observatorium menghitung kadar karbon dioksida mencapai 420 ppm pada Mei.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Kendaraan melintas di jalan utama kota Beijing, China. Kabut polusi udara tampak menyelimuti Beijing pada 30 Januari 2022. China akan memperkenalkan insentif baru untuk mengurangi polusi dan emisi karbon.
Foto: EPA-EFE/WU HONG
Kendaraan melintas di jalan utama kota Beijing, China. Kabut polusi udara tampak menyelimuti Beijing pada 30 Januari 2022. China akan memperkenalkan insentif baru untuk mengurangi polusi dan emisi karbon.

REPUBLIKA.CO.ID, HAWAII -- Kadar karbon dioksida yang diukur di Mauna Loa Atmospheric Baseline Observatory National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mencapai puncaknya pada 2022. Senyawa kimia itu berada pada 420,99 bagian per juta (ppm) pada Mei. Angka ini meningkat 1,8 bagian per juta selama 2021.

Kadar karbon diosiada yang begitu tinggi ini mendorong atmosfer lebih jauh ke wilayah yang tidak terlihat selama jutaan tahun.

Baca Juga

Mauna Loa Atmospheric Baseline Observatory NOAA, terletak tinggi di lereng gunung berapi Mauna Loa, adalah lokasi patokan global untuk memantau karbon dioksida atmosfer. Pada ketinggian 3.400 meter di atas permukaan laut, observatorium mengambil sampel udara yang tidak terganggu oleh pengaruh polusi atau vegetasi lokal, dan menghasilkan pengukuran yang mewakili keadaan rata-rata atmosfer di belahan bumi utara.

 

Para ilmuwan di Scripps Institution of Oceanography, yang memelihara catatan independen, menghitung rata-rata bulanan yang sama sebesar 420,78 bagian per juta. Tingkat karbon dioksida sekarang sebanding dengan Pliocene Climatic Optimum, antara 4,1 dan 4,5 juta tahun yang lalu, ketika mereka mendekati, atau di atas 400 bagian per juta.

Selama waktu itu, permukaan laut antara lima dan 25 meter lebih tinggi dari Ahad (5/6/2022), cukup tinggi untuk menenggelamkan banyak kota modern terbesar di dunia. Suhu kemudian rata-rata tujuh derajat lebih tinggi daripada di masa pra-industri, dan penelitian menunjukkan bahwa hutan besar menempati tundra Arktik saat ini.

“Ilmu pengetahuan tidak dapat disangkal. Manusia mengubah iklim kita dengan cara yang harus disesuaikan dengan ekonomi dan infrastruktur kita,” kata Administrator NOAA Dr. Rick Spinrad, dilansir dari Forbes, Senin (6/6/2022).

“Kita dapat melihat dampak perubahan iklim di sekitar kita setiap hari. Peningkatan karbon dioksida tanpa henti yang diukur di Mauna Loa adalah pengingat bahwa kita perlu mengambil langkah-langkah mendesak dan serius untuk menjadi negara yang lebih siap iklim.”

Polusi karbon dioksida dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil untuk transportasi dan pembangkit listrik. Karbon dioksida juga dihasilkan oleh manufaktur semen, penggundulan hutan, pertanian, dan banyak praktik lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement