Senin 06 Jun 2022 12:47 WIB

Pelancong yang Transit di Bandara Singapura Terkonfirmasi Cacar Monyet

Pelancong itu berangkat dari Barcelona pada 1 Juni dan tiba di Bandara Changi esoknya

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Bandara Changi di Singapura. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan pada Senin (6/6/2022), bahwa seorang pelancong yang transit melalui Singapura ke Australia pekan lalu dinyatakan positif terkena cacar monyet.
Foto: EPA-EFE/WALLACE WOON
Bandara Changi di Singapura. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan pada Senin (6/6/2022), bahwa seorang pelancong yang transit melalui Singapura ke Australia pekan lalu dinyatakan positif terkena cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan pada Senin (6/6/2022), bahwa seorang pelancong yang transit melalui Singapura ke Australia pekan lalu dinyatakan positif terkena cacar monyet. Pria itu berangkat dari Barcelona pada 1 Juni dan tiba di Bandara Changi pada hari berikutnya.

Pria tersebut berada di area transit holding di Bandara Changi sampai keberangkatannya ke Sydney pada hari yang sama. Ia kemudian tiba di Sydney pada 3 Juni dan dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut. Ia tidak mengunjungi area lain di Bandara Changi.

Baca Juga

"Karena kasusnya tidak masuk ke Singapura atau berinteraksi dengan orang-orang di komunitas, saat ini tidak ada risiko penularan komunitas yang signifikan," kata MOH seperti dilansir laman Channel News Asia, Senin.

"Namun, sebagai tindakan pencegahan, kami telah melakukan pelacakan kontak untuk dua penerbangan yang terkena dampak dan mereka yang mungkin telah melakukan kontak dengan pelancong di area transit bandara," kata MOH menambahkan.

Tidak ada kontak dekat yang dinilai dan oleh karena itu tidak ada persyaratan untuk karantina. "Namun, kami telah menempatkan 13 orang yang mungkin melakukan kontak biasa dengan pelancong di pengawasan telepon selama 21 hari," kata kementerian itu.

Orang dalam pengawasan telepon akan menerima panggilan telepon setiap hari untuk memastikan status kesehatan mereka hingga akhir periode pemantauan. Jika mereka melaporkan gejala yang mengarah pada infeksi cacar monyet, mereka akan dinilai secara medis dan dapat dibawa ke Pusat Nasional untuk Penyakit Menular untuk evaluasi lebih lanjut.

Kasus cacar monyet sebelumnya terdeteksi di Singapura pada 2019. Seorang pria Nigeria berusia 38 tahun tiba di Singapura pada 28 April 2019, dan dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut pada 8 Mei tahun itu. Dia pulih dan dipulangkan dari Pusat Nasional untuk Penyakit Menular pada 24 Mei 2019.

Sementara itu Kementerian Kesehatan New South Wales (NSW Health) mengatakan Sabtu lalu bahwa mereka telah mengidentifikasi empat kasus cacar monyet di negara bagian itu, serta kemungkinan kasus kelima. Pihaknya menambahkan bahwa mereka tengah melakukan pelacakan kontak, meski penyelidikan hingga saat ini belum mengidentifikasi kontak berisiko tinggi di New South Wales.

"Cacar monyet tidak menimbulkan risiko penularan kepada masyarakat umum, dan sampai saat ini belum menjadi infeksi yang sebagian besar dokter di New South Wales akan cari atau khawatirkan pada pasien mereka," kata NSW Health.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sekitar  780 kasus cacar monyet telah dilaporkan di 27 negara non-endemik. Namun WHO mengatakan bahwa tingkat risiko global ada pada taraf sedang.

WHO mencatat angka 780, untuk kasus dari 13 Mei hingga 2 Juni, mungkin terlalu rendah karena informasi epidemiologis dan laboratorium yang terbatas. "Sangat mungkin negara lain akan mengidentifikasi kasus dan akan ada penyebaran virus lebih lanjut," tambah badan kesehatan PBB itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement