REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Badan amal Inggris Internet Watch Foundation (IWF) mengatakan sidik jari digital dari sejuta gambar pelecehan anak telah dibuat. Badan amal yang bertanggung jawab untuk menemukan dan menghapus materi tersebut secara daring, mengatakan sidik jari yang dikenal sebagai hash akan membantu perusahaan dan polisi menemukan salinan gambar.
Mereka berharap setelah menemukan ini, penggunaan kembali gambar dapat dicegah. Gambar-gambar tersebut berasal dari Database Gambar Pelecehan Anak milik pemerintah. Basis data terdiri dari beberapa konten ekstrem yang muncul secara daring yang dikenal sebagai materi kategori A dan B.
Hash merupakan kode pengenal yang dihasilkan oleh suatu algoritma dan bertindak sebagai sidik jari untuk setiap gambar atau video. Banyak perusahaan teknologi menggunakan daftar hash untuk mencari materi pelecehan anak di sistem mereka dengan membandingkan hash gambar dengan daftar yang dibuat oleh organisasi seperti IWF.
Namun, sistem ini memiliki keterbatasan. Perubahan pada gambar dapat mengubah nilai hash yang berarti gambar dapat lolos dari deteksi. Meski begitu, IWF menegaskan teknologi dapat mengubah ukuran gambar, memotong, atau mengubah warnanya tanpa mengubah hash.
Menurut hukum Inggris, sebelum membuat hash, seorang akan menentukan kategori materi kriminal. IWF juga menghasilkan metadata yang menjelaskan sifat pasti dari pelecehan yang terjadi pada anak. Ini diharapkan akan mempercepat tindakan penegakan hukum.
“Saya memiliki tiga anak berusia 11 tahun dan di bawah 11 tahun. Pekerjaan telah mengubah cara saya berpikir tentang mereka dan internet. Saya terkejut dengan banyaknya materi tentang anak-anak yang masih sangat kecil. Beberapa dari mereka berusia lima, enam, atau tujuh tahun,” kata seorang analis gambar, dilansir BBC, Senin (6/6/2022).
Karena pekerjaan ini berdampak pada analis, Kepala Eksekutif IWF Susie Hargreaves mengatakan para analisnya hanya diizinkan bekerja dalam shift empat jam, mengambil istirahat teratur, dan mengakses konseling.
Badan amal itu mengklaim telah membantu menghilangkan jumlah materi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada tahun 2021, mereka menghapus 252 ribu halaman web yang dikonfirmasi berisi gambar atau video anak-anak yang menderita pelecehan seksual.