Senin 06 Jun 2022 15:49 WIB

Ratusan Hewan Ternak di Bantul Terindikasi Terjangkit PMK

Ternak yang terindikasi terjangkit PMK berasal dari Jateng dan Jabar.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus raharjo
Para relawan kesehatan hewan membantu memberikan penanganan sapi perah yang tererang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Singosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/6).
Foto: dok. istimewa
Para relawan kesehatan hewan membantu memberikan penanganan sapi perah yang tererang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Singosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul mencatat sudah ada ratusan hewan yang terindikasi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan, sudah tercatat sebanyak 328 hewan ternak yang suspect PMK.

Hewan ternak yang suspect tersebut merupakan hewan yang datang dari luar Kabupaten Bantul. Selain itu, juga sudah dilaporkan puluhan hewan ternak yang positif terkena PMK di Kabupaten Bantul. Hewan yang positif PMK didapatkan dari pemeriksaan hasil laboratorium.

Baca Juga

"(Ada) 328 hewan ternak suspect (PMK), positifnya dari hasil laboratorium itu 35 hewan ternak. Kebanyakan suspect dan positif ini dari luar (Bantul)," kata Joko kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Senin (6/6/2022).

Joko menjelaskan, hewan ternak yang masuk ke Bantul datang dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Kalau domba banyak dari Garut dan Jateng, kan daerah itu yang banyak domba," ujar Joko.

Dari hewan yang sudah terkonfirmasi positif PMK langsung dilakukan isolasi. Joko menyebut, pihaknya tidak menyiapkan tempat isolasi khusus dan isolasi hanya dilakukan di tempat. "Diisolasi di tempat, di lokasi di kelompok (peternak), dipisahkan dengan hewan lain," jelasnya.

Untuk hewan ternak yang terindikasi atau suspect PMK, juga langsung ditangani. Hewan yang suspek PMK ini juga langsung dilakukan isolasi dalam rangka mencegah meluasnya penularan PMK.

"Yang suspek langsung kita obati, suspect maupun positif kita isolasi, tidak boLeh keluar, termasuk yang dari luar juga tidak boleh masuk ke area itu untuk mencegah terjadinya penularan," tambah Joko.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement